SUARAGONG.COM – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus meningkatkan upaya pencegahan radikalisme dan terorisme di lingkungan sekolah. Dengan dukungan penuh dari Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Timur. Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya, Yusuf Masruh, menekankan pentingnya peran guru dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila sebagai upaya mencegah berkembangnya paham radikal di kalangan pelajar.
Pencegahan Radikalisme dan Terorisme di Lingkungan Sekolah
“Diharapkan para guru dapat menyesuaikan metode pengajaran dengan situasi terkini agar anak-anak lebih memahami pentingnya nilai-nilai kebangsaan,” ujar Yusuf dalam sosialisasi pencegahan terorisme yang digelar FKPT Jatim di Graha Sawunggaling, Gedung Pemkot Surabaya, Rabu (13/11/2024).
Yusuf mengungkapkan bahwa antisipasi radikalisme perlu dilakukan sejak dini, melalui pendekatan khusus dalam metode pengajaran. “Kami mendorong para guru agar bisa mengimprovisasi metode pembelajaran yang relevan dengan perubahan yang dihadapi generasi muda saat ini,” ujarnya. Sebagai langkah nyata, Dispendik Surabaya memperkuat kurikulum dengan mengintegrasikan pesan kebhinekaan dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dan Pendidikan Agama.
Terus Sisipkan Nilai Nilai Pancasila Terhadap Anak Murid
Di tingkat SD dan SMP, guru-guru juga diminta menyisipkan nilai-nilai Pancasila melalui proyek seperti Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang menekankan pentingnya kebhinekaan global. “Kami memastikan semua guru menyisipkan nilai-nilai Pancasila dalam setiap materi pembelajaran,” tambah Yusuf.
Sementara itu, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Surabaya, Maria Theresia Ekawati Rahayu, menegaskan bahwa upaya pencegahan radikalisme tak hanya dilakukan di sektor pendidikan, tetapi juga di berbagai tempat ibadah melalui sosialisasi bersama Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB). “Kami melakukan sosialisasi mengenai bahaya radikalisme di tempat-tempat ibadah dan kepada mahasiswa di perguruan tinggi,” jelasnya.
Pemkot Surabaya juga memberikan perhatian khusus kepada anak-anak korban radikalisme melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A-PPKB). Pembinaan khusus diberikan agar anak-anak yang terdampak bisa kembali mendapatkan pendidikan yang positif.
Upaya pencegahan ini diterapkan mulai dari jenjang Sekolah Dasar hingga perguruan tinggi. “Kami berharap dengan langkah-langkah ini, kita bisa mencegah berkembangnya radikalisme dan terorisme di masa depan,” kata Yayuk.
Tantangan Menangkal Radikalisme di Dunia Pendidikan
Sebagai kota terbuka, Surabaya memiliki tantangan tersendiri dalam menangkal radikalisme. Dengan posisinya yang strategis di tengah-tengah Indonesia Timur dan Barat, Surabaya berpotensi terdampak paham-paham radikal dari dalam dan luar negeri. “Kita harus bersama-sama dalam upaya pencegahan radikalisme dan terorisme di Kota Surabaya,” pungkasnya. (Aye/Sg).
Baca Juga : Gaes !!! Surabaya dan Australia Perkuat Kerja Sama di Sektor Ekonomi, Pariwisata, dan Pendidikan