Malang, Suaragong – Kehidupan di masa remaja merupakan periode transisi serta perubahan, di mana individu mengalami perkembangan fisik, emosional, dan perkembangan sosial yang tinggi. Perkembangan ini serinkali menghadirkan tantangan kesehatan mental untuk para remaja.
Memahami Kesehatan Mental Remaja
Kesehatan mental mengacu pada keadaan mental yang memungkinkan seseorang untuk tumbuh secara optimal, seperti:
- Merasa bahagia dan puas
- Membangun hubungan yang sehat
- Belajar dan bekerja secara efektif
- Mengatasi stres dan rintangan
Perlu digaris bawahi, perkembangan prilaku dan emosi pada masa ini adalah hal yang wajar. Namun, beberapa tanda-tanda berikut perlu diwaspadai sebagai indikasi potensi gangguan kesehatan mental pada remaja.
- Suasana hati yang berubah secara ekstrem (misalnya, mudah marah, sedih berkepanjangan)
- Tidak tertarik dalam aktivitas sosial
- Kemampuan akademik yang menurun
- Mengalami gangguan pada pola makan dan tidur
- Perilaku impulsif dan berbahaya
- Pikiran untuk menyakiti dan membahayakan diri sendiri
Faktor Gangguan Mental Pada Remaja
Bermacam faktor dapat meningkatkan resiko gangguan kesehatan mental pada masa transisi ini, seperti:
- Riwayat gangguan mental pada keluarga maupun orang tua
- Tekanan akademik
- Bullying
- Mengalami kekerasan secara fisik
- Penyalahgunaan obat-obatan
- Trauma
Upaya Menjaga Kesehatan Mental Pada Remaja
Memelihara mental yang sehat pada remaja adalah tanggung jawab seluruh pihak, seperti orang tua, tenaga pengajar, dan remaja itu sendiri. Pihak yang terlibat saling merangkul untuk menjaga kesehatan mental sehingga terhindar dari masalah-masalah yang merugikan.
Para orang tua perlu menciptakan lingkungan rumah yang supportif. Adanya lingkungan keluarga yang komunikatif, mendengarkan masalah remaja, serta membantu mengembangkan mekanisme sosial yang sehat.
Tak hanya di rumah, edukasi di sekolah juga tak kalah pentingnya bagi kesehatan mental. Para guru perlu memberi edukasi tentang kesehatan mental, menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, dan menyediakan layanan konseling.
Pada remaja itu sendiri, mereka harus meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau, memahami cara mengelola emosi dan stress, dan perlu mencari bantuan profesional jika sangat diperlukan.
Tidak sedikit stigma dan kesalahpahaman pada kesehatan mental di Indonesia. Oleh sebab itu, penting untuk membuka sesi diskusi tentang kesehatan mental secara terbuka, sehingga para remaja mersasa nyaman untuk meminta bantuan serta mendapatkan dukungan yang mereka perlukan.
Comments 3