Suaragong.com – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu secara terbuka mengakui bahwa dirinya memberikan persetujuan untuk serangan teror yang menghancurkan pager dan perangkat komunikasi lainnya di Lebanon pada September lalu. Serangan yang dilancarkan Israel ini menyasar alat komunikasi milik anggota Hizbullah. Serangan ini juga menargetkan warga sipil, mengakibatkan 42 orang tewas, termasuk anak-anak, dan lebih dari 3.000 orang lainnya terluka.
Dalam pernyataan yang disampaikan pada hari Minggu (10/11/2024), juru bicara Netanyahu, Omer Dostri, mengonfirmasi bahwa Perdana Menteri Israel memberikan izin untuk operasi tersebut di Lebanon. Ini merupakan pertama kalinya Israel mengakui secara resmi keterlibatannya dalam serangan tersebut.
“Netanyahu mengonfirmasi bahwa dia memberikan lampu hijau untuk operasi perangkat di Lebanon,” kata Dostri kepada AFP.
Serangan Israel tersebut berlangsung selama dua hari berturut-turut dan menyebabkan ledakan pada berbagai perangkat komunikasi, termasuk pager yang tersebar di supermarket, jalan-jalan, rumah sakit, dan bahkan pemakaman. Meskipun serangan ini dimaksudkan untuk menargetkan Hizbullah, kelompok militan yang berafiliasi dengan Iran, sejumlah besar warga sipil turut menjadi korban.
Baca Juga : Gaes !!! Pemimpin Tertinggi Iran Janjikan Balasan Keras atas Serangan dari Israel dan AS
Serangan Memicu Agresi Militer Israel di Lebanon
Serangan teror ini menjadi awal dari eskalasi konflik antara Israel dan Hizbullah, yang berlanjut dengan agresi militer Israel di Lebanon. Dalam pertempuran yang semakin intens, Israel juga melakukan serangan udara ke Beirut yang menargetkan pemimpin tertinggi Hizbullah, Hassan Nasrallah.
Konflik antara Israel dan Hizbullah semakin memanas setelah agresi militer Israel ke Jalur Gaza pada Oktober 2023, yang diklaim sebagai operasi untuk memerangi Hamas. Hizbullah, yang tergabung dalam kelompok milisi Front Perlawanan bersama Hamas dan beberapa milisi pro-Iran lainnya, turut berperan dalam konflik ini.
Selama ini, Lebanon dan Hizbullah menuduh Israel sebagai pelaku di balik peretasan dan serangan terhadap ribuan perangkat komunikasi di Lebanon. Namun ini adalah pertama kalinya Israel mengonfirmasi keterlibatannya dalam serangan tersebut.
Respons Internasional
Serangan ini menuai kecaman internasional, terutama dari negara-negara yang mendukung hak-hak sipil dan keamanan warga Lebanon. Meski demikian, Israel mempertahankan tindakannya sebagai bagian dari strategi militer yang lebih luas untuk menghadapi ancaman yang ditimbulkan oleh Hizbullah, yang dianggap sebagai kelompok teroris oleh Israel dan banyak negara Barat.
Dengan eskalasi ketegangan yang terus berlanjut di wilayah tersebut. Dunia internasional terus memantau perkembangan konflik antara Israel dan Hizbullah yang berpotensi meluas ke konflik yang lebih besar di kawasan Timur Tengah.
Baca Juga : Gaes !!! Netanyahu Pecat Menhan Gallant, Ketegangan Politik Meningkat di Tengah Perang
Jangan Lupa ikuti terus Informasi, Berita artikel paling Update dan Trending Di Media Suaragong !!!. Jangan lupa untuk ikuti Akun Sosial Media Suaragong agar tidak ketinggalan di : Instagram, Facebook, dan X (Twitter). (Fz/Sg).