Malang, Suara Gong.
Presiden Jokowi, membantah bantuan sosial yang diberikan menjadi penyebab kenaikan harga beras di pasar.
“Ya enggak. Justru bansos itu kayak operasi pasar sehingga dengan diberikan bansos itu permintaan masyarakat jadi turun,” ucap Jokowi, saat kunjungan di Purwakarta.
Menurutnya, permintaan masyarakat turun di tengah stok yang ada, maka harga beras seharusnya bisa turun. Namun, Jokowi, mengakui teorinya itu belum terbukti di pasar.
Meskipun begitu, Jokowi, menegaskan akan tetap melakukan operasi pasar untuk menurunkan harga beras. Ia juga menyinggung soal perpanjangan bansos beras 10kg pada Desember 2023.
Baca juga : Gaes!!! Kapten Polandia U-17 Sempat Kesulitan Beradaptasi dengan Cuaca di Indonesia
“Sebenarnya semua sudah dioperasi di semua sudut, tapi memang harga internasionalnya memang semua naik. Beras kan memang sudah agak lama harganya yang naik,” lanjut Jokowi.
“Kalau yang naik tinggi memang cabai, tapi ini kan musiman. Kalau musimnya seperti ini pasti, tadi sudah mencapai Rp100 ribu per kg. Tapi yang lain-lain saya lihat bawang merah, bawang putih, telur semuanya kondisi stabil,” lanjutnya.
Jokowi, mengatakan wajar satu dua komoditas pangan naik harganya. Akan tetapi, ia berjanji akan berusaha keras menurunkan harga beras yang merupakan makanan pokok orang Indonesia.
Di sisi lain, Jokowi, juga akan menambahkan bansos beras 10 kg pada bulan Januari 2024 sampai Maret 2024. Budi Waseso, Direktur Utama Perum Bulog, mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan stok beras untuk bansos tersebut.
“Sesuai arahan Pak Presiden tadi, kita sudah siapkan stok berasnya. Stok yang dikuasai Bulog saat ini ada sebanyak 1,4 juta ton,” ucap Budi.
“Di samping itu, Bulog juga ditugaskan untuk tambahan impor beras sebanyak 1,5 juta ton, dimana sebanyak 1 juta ton sudah dikontrak untuk tahun ini. Jadi, stok cadangan beras pemerintah sangat aman,” lanjutnya. (riz/eko)
Comments 1