Malang, Suara Gong. Gabungan Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) mengakui bahwa resah dengan terjadinya pelemahan rupiah yang terus mendekati Rp16 ribu per dolar AS. Aip Syarifuddin Ketua Umum Gakoptindo mengatakan ketergantungan Indonesia terhadap kedelai impor sama sekali tidak turun. Dengan kondisi ini di tengah Rupiah yang turun menjadi 19 poin atau minus 0,12 persen per Jumat (27/10/23).
“Jadi dari pandangan teman-teman perajin tempe dan tahu, sekaring ini di seluruh Indonesia sudah gelisah dengan kenaikan harga kedelai tiap minggu. Impornya itu sampai sekarang tidak berubah, 90 persen lebih impor dan hanya 10 persen lokal,” ucap Aip.
Baca Juga : Gaes !!! Bus Berpenumpang 33 Orang Hantam Pohon, 2 Orang Penumpang Tewas
Harga kedelai saat ini menyentuh di angka Rp 13 ribu hingga Rp 13.500 per kg. Menurut Aip, angka ini sudah melebihi acuan yang sudah ditetapkan Badan Pangan Nasional (Bapanas). Aip menuntut pemerintah agar turun tangan guna mengatasi lonjakan harga kedelai di tengah pelemahan rupiah ini. Salah satu poin permintaan para perajin tempe dan tahu adalah gelontoran cadangan pangan pemerintah guna menstabilkan harga.
“CPP itu tidak kunjung datang, baik oleh Bulog,Bapanas, ataupun BUMN pangan. Sehingga kemarin kita protes dan bikin surat resmi ke Bapanas minta supaya ada solusi. Ternyata di dalam rapat via Zoom Meeting minggu lalu dengan Bapanas belum ada solusi,” lanjut Aip.
Gakoptindo mengaku bingung dengan kondisi ini. Para perajin sebenarnya ingin menaikkan harga tempe dan tahu. Akan tetapi, mereka diprotes oleh para penjual olahan kedelai di pasar. Karena masalah itu, Aip mengklaim sebanyak 5 juta anggota perajin tempe akan melakukan mogok kerja dan menggelar demonstrasi. Namun, Aip menahan para anggotanya demi keberlangsungan hidup rakyat banyak.
“Tukang tempe dan tahu ini sudah berlangganan dengan penjual di pasar. Jadi kalau kita naikkan harga tempe dan tahu, pedagang marah sama kami, ‘Naik melulu,naik melulu. Ini sudah ditipisin, dikecilin, ini itu’,” lanjut Aip.
“Jadi please Menteri Perdangangan (Zulkifli Hasan) itu bikin pengumuman kalau tempe dan tahu naik tolong dimengerti bahwa ini keterpaksaan. Kami juga usul berikan bantuan kepada kami seperti tahun lalu, apakah ada subsidi, bantuan transportasi dan lan-lain. Sekarang ada gula, beras, dan minyak murah. Kok kedelai tidak dibantu? Kok kami tukang tempe dan tahu tidak dibantu?” lanjutnya.
Melemahnya Rupiah mendekati Rp16 ribu belakangan ini. Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan pelemahan rupiah bukan karena lesunya mata uang Garuda. Meskipun level rupiah mendekati Rp 16 ribu per dolar AS. Sang Bendahara Negara menganggap mata uang AS lah yang menguat. (riz/man)