Jakarta,Suaragong – Bertepatan pada hari KAMIS (21/3) lalu, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah meluncurkan program pelatihan berjenjang mengenai pendidikan inklusif. Program tersebut dimaksudkan untuk peningkatan kompetensi guru dalam memberikan setiap murid hak pembelajaran atau Pendidikan yang inklusif dan setara.
Pada program pelatihan berjenjang, dapat diakses di melalui Platform resminya Merdeka Mengajar (PMM) yang akan memberikan 3 modul tingkatan dasar untuk bisa dipelajari secara otodidak oleh guru, kepala sekolah, dan pengawasan sekolah/pemilik. Selain itu, juga sebagai bentuk dari upaya kemendikbudristek dalam meningkatkan Pendidikan di Lingkungan sekolah.
“Dalam pendidikan kita harus betul-betul mengenal anak kita seperti apa, sehingga tumbuh kembangnya harus kita sesuaikan dengan kodrat dan fitrah penciptaan dari sang maha kuasa. Ini adalah filosofi berpihak pada anak, dan filosofi inilah yang menjadi roh dari setiap Merdeka Belajar sejak episode 1 sampai saat ini sudah memasuki episode ke-26,” Ucap Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Iwan Syahril, dalam sambutannya.
Sebagai Informasi, terdapat tiga tingkatan dalam program tersebut, yaitu :
- tingkat dasar,
- tingkat lanjut, dan;
- tingkat mahir
Program tersebut, diapresiasi oleh Pengurus Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE KIM), Endang Budi Karya. Dia melihat bagaimana komitmen dari Kemendikbudristek untuk mengutamakan perwujudan Pendidikan yang inklusif dengan meluncurkan program Modul Pelatihan berjenjang ini.
Harapannya, Program ini bisa menunjang pendidikan melalui guru dengan kompetensi yang tinggi sehingga dapat memberikan setiap murid hak untuk mendapatkan pelajaran dan atau pendidikan yang setara dan inklusif. selain itu juga dapat memberikan guru pemahaman untuk mengenal anak dari belajar hingga tumbuh kembangnya. sebagaimana bertanggungjawab untuk mencerdasakan kehidupan bangsa indonesia.
Besar harapan kami agar kolaborasi yang telah berjalan selama ini dapat semakin menguat dalam menciptakan lingkungan belajar yang merayakan keberagaman bagi peserta didik. Mari terus perkuat gotong royong kita dalam melahirkan pelajar pancasila melalui perwujudan pendidikan inklusif bagi semua anak di seluruh Indonesia.” (Aye)