Bali, Suara Gong
Ogoh-ogoh yaitu dikenal sebagai salah satu representasi dari perwujudan roh ataupun sifat jahat yang ditunjukkan dalam bentuk patung atau boneka besar.Ogoh-ogoh ini dibuat dari bahan seperti kertas, gabus sintetis, karet, dan juga lain sebagainya.
Menurut kamus bahasa Bali, Ogoh-ogoh ini dapat diartikan sebagai patung yang dibuat dari bahan dasar bambu dan kertas berbentuk Butha Kala atau raksasa. Ogoh-ogoh menjadi suatu tradisi yang dilakukan untuk memperingati suatu acara tertentu. Misalnya seperti tahun baru Saka atau Nyepi, upacara bersih desa, dan acara sebagainya.
Namun lambat laun, kini ogoh-ogoh tidak hanya sebagai sebuah bentuk rangkaian Hari Raya Nyepi. Tetapi juga sebagai promosi dari wisata di Pulau Dewata Bali. Ogoh-ogoh ini dibalut menjadi wadah kreativitas masyarakat di Bali dalam menciptakan suatu patung raksasa yang menjadi tradisi turun temurun.
Dilansir dari tempo.co, dalam rangkaian Hari Raya Nyepi sendiri, pawai ogoh-ogoh menjadi tahapan ketiga yang dilakukan usai upacara tawur kesanga dan sembahyang tilem.Merujuk pada Jurnal Antro, ogoh-ogoh nantinya akan dipanggul oleh 12 pemuda dengan menggunakan pakaian yang dilengkapi dengan atribut dari Agama Hindu.Pemuda yang menggunakan seragam ini memiliki arti sebagai tanda pengenal serta terlihat kompak sebagai satu kesatuan. Ogoh-ogoh kemudian akan diarak sepanjang jalan yang sudah ditentukan.
Di setiap perempatan, ogoh-ogoh akan dinaikkan dan diturunkan lalu diputar sebanyak tiga kali. Hal ini dilakukan karena memiliki arti untuk memanggil dan menarik perhatian roh-roh jahat yang ada di sekitar. Setelah serangkaian acara pawai tersebut, barulah ogoh-ogoh akan dibakar.
Tujuan dibakarnya ogoh-ogoh ini yaitu melenyapkan segala macam bentuk kejelekan dan keburukan yang ada di wilayah setempat.Dengan begitu, masyarakat Hindu yang akan melaksanakan Nyepi keesokan harinya dapat merasa nyaman dan juga tenang. ( yun/man)