SUARAGONG.COM – Sebuah gempa bumi tektonik dengan kekuatan magnitudo 4,9 mengguncang wilayah Pacitan, Jawa Timur, pada Sabtu (11/1/2025) pukul 14.25 WIB. Gempa tersebut memicu kepanikan di sejumlah titik dan mempengaruhi aktivitas masyarakat di kota yang terletak di pesisir selatan Pulau Jawa ini.
Kepala Stasiun Geofisika BMKG Sleman, Ardhianto Septiadhi, mengungkapkan bahwa gempa ini terjadi pada kedalaman sekitar 10 kilometer dan berpusat di koordinat 8,88 derajat lintang selatan (LS) dan 110,97 derajat bujur timur (BT). Ardhianto menambahkan, berdasarkan hasil analisis sementara, gempa ini termasuk dalam kategori gempa tektonik yang disebabkan oleh pergerakan lempeng bumi di wilayah tersebut.
Gempa Bumi Pacitan: Episenter Gempa Terletak di Laut Selatan
Episenter gempa ditemukan berada di laut, sekitar 60 kilometer selatan kota Pacitan. Meskipun kedalaman gempa terbilang cukup dangkal, BMKG menyatakan bahwa potensi tsunami dari gempa ini tidak ada, karena gempa tidak terjadi di zona subduksi yang bisa memicu pergerakan vertikal dasar laut. Meski begitu, guncangan yang cukup kuat menyebabkan beberapa bangunan di Pacitan mengalami kerusakan ringan hingga sedang.
“Gempa ini terasa cukup kuat di Pacitan dan daerah sekitar, tetapi tidak berpotensi tsunami. Kami juga menghimbau warga untuk tetap tenang dan tidak panik,” ujar Ardhianto dalam keterangan resminya.
Dampak Gempa pada Aktivitas Masyarakat Pacitan
Sejak gempa terjadi, warga yang tengah beraktivitas di luar ruangan langsung berlarian menuju tempat yang lebih aman. Beberapa kawasan di pusat kota Pacitan dan beberapa desa di sekitarnya melaporkan adanya kerusakan pada bangunan-bangunan tua, seperti dinding yang retak dan genteng yang jatuh. Tidak ada laporan resmi mengenai korban jiwa, namun sejumlah warga mengaku mengalami trauma dan ketakutan setelah merasakan guncangan yang cukup lama.
Masyarakat di beberapa wilayah yang berdekatan dengan pusat gempa melaporkan bahwa mereka merasakan guncangan dalam waktu beberapa detik, yang disertai dengan suara gemuruh dari dalam tanah. Guncangan gempa juga terasa hingga ke daerah sekitar, seperti Ponorogo, Trenggalek, dan Wonogiri, meski dengan intensitas yang lebih rendah.
Di beberapa lokasi, misalnya di daerah Pacitan Kota dan kecamatan Minak Santri, warga langsung bergegas keluar rumah setelah merasakan getaran yang cukup kuat. Kendati demikian, aktivitas normal di pasar dan pusat perbelanjaan di Pacitan sempat terhenti sementara waktu. Banyak toko yang ditutup dan beberapa kendaraan terlihat berbondong-bondong meninggalkan area pusat kota.
Tim Reaksi Cepat BMKG dan Pemerintah Daerah Siaga
Menanggapi peristiwa ini, tim reaksi cepat dari BMKG dan pemerintah daerah setempat langsung diterjunkan untuk memantau dan memastikan keselamatan warga. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan, Harno Widodo, menyampaikan bahwa pihaknya sedang melakukan pengecekan di lapangan untuk mengetahui lebih lanjut tentang kerusakan yang terjadi. BPBD juga bekerja sama dengan kepolisian dan TNI untuk melakukan patroli dan membantu masyarakat yang mungkin terdampak oleh gempa.
“Saat ini, kami sedang berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan situasi tetap terkendali dan memberikan bantuan kepada warga yang membutuhkan. Sementara ini, tidak ada laporan korban jiwa atau luka-luka yang signifikan, namun kami tetap mengimbau masyarakat untuk berhati-hati,” ujar Harno.
Selain itu, pihak BMKG juga meminta masyarakat untuk mengikuti perkembangan informasi terkait gempa yang dikeluarkan oleh stasiun geofisika setempat dan memperhatikan kemungkinan adanya gempa susulan. Hingga saat ini, BMKG masih terus memantau aktivitas gempa di wilayah tersebut dan belum ada laporan lanjutan mengenai gempa susulan yang lebih besar.
Gempa di Wilayah Lempeng Sunda
Wilayah Jawa Timur memang dikenal rawan terhadap gempa bumi, mengingat posisinya yang berada di dekat batas lempeng tektonik besar, yaitu Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia. Keberadaan sesar aktif di daerah selatan Pulau Jawa, seperti sesar Sunda, menyebabkan sering terjadinya gempa bumi dengan magnitudo bervariasi.
Menurut BMKG, wilayah Pacitan dan sekitarnya berada di area yang sering mengalami gempa bumi meski tidak selalu diikuti dengan potensi tsunami. Aktivitas tektonik di laut selatan Pulau Jawa ini memang kerap menimbulkan pergerakan tektonik yang bisa menghasilkan gempa bumi, baik yang besar maupun yang kecil.
Pada tahun 2023, wilayah Pacitan pernah diguncang oleh gempa dengan magnitudo 6,4, yang juga menyebabkan kerusakan pada beberapa bangunan. Namun, gempa kali ini memiliki kekuatan yang lebih rendah, dan menurut BMKG, dampaknya relatif lebih terkendali.
Kesiapsiagaan dan Edukasi Masyarakat
Pihak BMKG dan BPBD Pacitan menekankan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana alam seperti gempa bumi. Dalam rangka mengurangi risiko korban jiwa, mereka terus mengedukasi masyarakat tentang langkah-langkah yang harus diambil jika terjadi gempa bumi, seperti berlindung di bawah meja atau struktur yang kokoh dan menjauhi bangunan yang rawan ambruk.
Selain itu, pemerintah daerah juga berencana meningkatkan program mitigasi bencana, termasuk memperkuat struktur bangunan dan melakukan simulasi evakuasi secara rutin. Dengan pendekatan yang lebih matang dalam hal edukasi dan penanganan bencana, diharapkan risiko dampak buruk gempa bumi bisa diminimalisir.
Masyarakat diminta untuk selalu memperhatikan informasi resmi dari BMKG dan BPBD serta tidak mudah terpengaruh oleh isu atau kabar yang tidak jelas sumbernya. Hingga saat ini, warga di wilayah Pacitan diimbau untuk tetap tenang dan melanjutkan aktivitas dengan waspada terhadap kemungkinan gempa susulan. (Ind/aye)
Baca Juga Artikel Berita Terupdate Lainnya dari Suaragong di Google News