Malang, Suara gong – Banyak Gen-Z di Kota Malang ternyata masih menganggur. Banyak aspek kenapa masalah ini terjadi, salah satunya disebabkan oleh keengganan mereka untuk bekerja di luar kota.
Kepala Dinas Tenaga Kerja, Penanaman Modal, dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Disnaker-PMPTSP) Kota Malang, Arif Tri Sastyawan, menyatakan bahwa mayoritas dari mereka lebih memilih bekerja di Malang.
Arif mengakui bahwa belum ada data pasti mengenai jumlah Gen-Z yang menganggur, namun ia menyebutkan masalah tersebut sebagai tantangan besar untuk menciptakan lapangan kerja baru yang lebih banyak di kota Malang.
Dalam pelatihan yang digelar Disnaker-PMPTSP, banyak peserta menolak tawaran pekerjaan di wilayah Batam dan Bali, menunjukkan keinginan kuat untuk tetap bekerja di Malang dan tak mau meninggalkan zona nyaman.
Baca juga artikel kami tentang Malang Era Gangster dan Rocker
Kondisi ini dianggap meresahkan bagi perkembangan Kota Malang, sehingga Disnaker-PMPTSP berupaya membuka lebih banyak lapangan kerja, terutama di sektor-sektor seperti kuliner dan perhotelan. Menurut data BPS Kota Malang, tingkat pengangguran terbuka terus menurun dari 9,65 persen pada 2021 menjadi 6,80 persen pada 2023.
Arif menegaskan komitmennya untuk menekan angka pengangguran lebih lanjut melalui program pelatihan yang tepat sasaran berdasarkan data “by name by address”. Program ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan para gen-z dan memenuhi kebutuhan tenaga kerja lokal. (acs)