Untuk Melalui berbagai tantangan tersbeut, PT Bank Negara Indonesia (BNI) menjawabnya dengan program Jejak Kopi Khatulistiwa (JKK). Program ini bertujuan mendukung pengembangan ekosistem kopi melalui pembiayaan ekonomi hijau bagi UMKM kopi. Baik itu petani maupun pelaku usaha perkopian.
Program BNI JKK menawarkan tiga solusi utama:
- Solusi Keuangan dan Digitalisasi – Memberikan akses permodalan dan digitalisasi proses pembiayaan.
- Pembinaan On-Farm dan Off-Farm – Bersama stakeholder, memberikan pelatihan kepada petani kopi.
- Fasilitas Grading – Meningkatkan kualitas produk kopi melalui grading.
Hingga saat ini, program ini telah berjalan di lima wilayah penghasil kopi utama, yaitu Kabupaten Humbang Hasundutan (Sumatera Utara), Rejang Lebong (Sumatera Selatan), Garut (Jawa Barat), Temanggung (Jawa Tengah), dan Jember (Jawa Timur).
Sinergi untuk Kopi Temanggung
Di Temanggung, program ini bersinergi dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Wanaasri, kelompok petani kopi yang telah membudidayakan kopi sejak 1970. Kelompok ini kini beranggotakan 473 petani dan mengelola lahan milik Perhutani.
Menurut Deslaknyo Wisnu Hanjagi, Ketua Project Management Office (PMO) Kopi & Kakao Nusantara, ekosistem kopi Temanggung memiliki potensi besar untuk berkembang di pasar global. “Kita terus berupaya membawa petani kopi naik kelas karena 96% produksi kopi di Indonesia berasal dari petani,” ungkapnya.
Regional CEO BNI Yogyakarta, Ariyanto Soewondo Geni, menjelaskan bahwa kopi Temanggung merupakan salah satu komoditas utama kabupaten selain tembakau.
Baca Juga : Gaes !!! Kopi Robusta Java Banyuwangi Resmi Ditetapkan Sebagai Indikasi Geografis
Apresiasi dari Pemerintah Daerah
Perwakilan Bupati Temanggung, Ibu Esti, mengapresiasi inisiatif ini. “Dukungan BNI terhadap pengembangan kopi Temanggung akan berdampak pada peningkatan produktivitas dan kesejahteraan petani,” tuturnya. (Aye)
Baca Juga Artikel Berita Terupdate Lainnya dari SUaragong di Google News