Malang, Suaragong – Berdasarkan Regional Economic Outlook Mei 2023 yang dirilis oleh IMF, ekonomi dalam negeri akan tumbuh 5,1% menjelang tahun politik 2024. Hal ini sama persis dengan forecasting OECD dimana pada Maret 2023, mencatat angka 5,1%.Sedangkan World Bank melalui Global Economic Prospect pada Januari 2023, memperkirakan peningkatan hingga 4,9%.Angka pertumbuhan ekonomi pada pemilu akan naik setahun sebelum pemilu dan menurun beberapa persen saat pemilu berlangsung.
Seperti tahun 2018 pertumbuhan ekonomi meningkat hingga 5,17% sedangkan di tahun pemilu down ke angka 5,01%. Hal tersebut tidak mengagetkan, karena lima tahun sebelumnya pada pemilu 2014 pertumbuhan ekonomi mencatat angka yang sama.
Yakni sebesar 5,01% serta 5,78% setahun sebelum pemilu. Paling mengesankan adalah tingkat pertumbuhan ekonomi tahun 2008, sebesar 6,1% tertinggi dalam dua dekade terakhir.Hal tersebut diperkirakan karena faktor kebijakan ekonomi pada tahun transisi.
Investor menganalisa, pemimpin baru dan para staff ahli, beserta kabinet menghasilkan sebuah kebijakan. Investor baru cenderung melihat situasi politik dan arah kebijakan pada tahun politik 2024.
Seperti diketahui, pada 2024 menjadi tahun terakhir pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).Pakar ekonomi, Yusuf Rendy Manilet, mengatakan, pendorong ekonomi bertitik berat pada sektor perdagangan. Namun sangat bergantung pada daya beli masyarakat.
Baca juga : Saham Apple Meningkat Pesat Setelah WWDC 2024
Terutama kelompok masyarakat menengah ke bawah. “Pertumbuhan ekonomi 2024 ditargetkan mengalami pertumbuhan sebesar 5,7%. Walaupun akan tercapai dengan lambat karena faktor pandemi tiga tahun yang lalu”ujarnya.
Pemerintah sendiri menargetkan pertumbuhan ekonomi di 2024 bisa di kisaran 5,3 hingga 5,7%. Meski diperkirakan melambat namun bukan angka yang tidak mungkin dapat dicapai dengan beberapa kebijakan ekonomi. (ind/eko)