Malang, Suaragong – Semenjak beredarnya kabar band Coldplay akan konser di Jakarta, banyak orang berlomba-lomba mendapatkan tiket konsernya. Baik itu para penggemarnya, orang-orang yang hanya ingin menontonnya, maupun mereka yang hanya tidak ingin ketinggalan berita dan trendnya. Dari sinilah julukan FOMO mulai terdengar kembali. FOMO merupakan singkatan dari Fear Of Missing Out.
Ia lebih dikenal sebagai orang-orang yang takut ketinggalan. Hal tersebut dilakukan karena mereka tidak ingin kalah dengan orang lain. Sehingga mereka juga ikut berburu atau melakukan war tiket untuk menonton konser band Coldplay. Padahal sebenarnya mereka juga tidak terlalu membutuhkannya, jikalau hal tersebut dilakukan, hanya untuk memuaskan hasrat FOMO nya.
Tetaplah mindful untuk melakukan pembelanjaan, seperti membeli tiket konser. Bagi kamu yang sedang berusaha agar tidak menjadi FOMO, cobalah beberapa tips berikut ini.
Batasi Penggunaan Media Sosial
Media sosial bisa jadi akan menambah rasa FOMO ditengah-tengah gencarnya orang-orang berburu tiket konser. Lakukanlah detoksifikasi digital lengkap. Melansir dari Liputan6.com, detoksifikasi digital yaitu istirahat terlebih dahulu dari perangkat elektronik ataupun media tertentu dan dalam jangka waktu tertentu. Namun jika kamu belum bisa melakukannya, maka cukup batasi saja penggunaan gadget ataupun aplikasi media sosial yang kamu miliki.
Mengubah Fokus
Daripada kamu harus berfokus pada perasaan kehilangan karena tidak membeli tiket konser, lebih baik fokuskan dirimu pada sesuatu yang lebih baik.Misalnya kamu fokus pada pekerjaan apa yang harus kamu selesaikan hari ini, beserta goals apa yang akan kamu capai dalam minggu ini.
Meskipun tampak susah mengalihkan fokus karena hal tersebut pasti sudah banyak bertebaran di media sosial, kamu masih dapat memfilternya. Caranya yaitu kamu dapat menyembunyikan atau mute postingan orang-orang yang berpotensi membuat kamu semakin FOMO.
Baca juga : Istilah Fomo di Kalangan Remaja
Beralih Membuat Jurnal
Ketika kamu membuat sebuah postingan di media sosial, biasanya kamu akan cenderung memperhatikan apakah postingan tersebut akan divalidasi oleh orang-orang yang melihatnya atau tidak.Hal ini bisa jadi cukup mengganggumu, karena kamu harus terus-menerus mengeceknya. Sedangkan disisi lain kamu juga harus membatasi penggunaan media sosialmu. Oleh karena itu, cobalah untuk mengganti postinganmu di media sosial menjadi sebuah tulisan di sebuah buku jurnal biasa. Dengan begitu, fokusmu juga bisa teralihkan dan tidak perlu menunggu validasi dari orang lain. (yun/eko)