“Korban ditemukan mengapung sekitar 72 meter ke arah selatan dari titik kejadian awal. Saat ditemukan, korban sudah dalam kondisi meninggal dunia,” ujar Koordinator Basarnas Pos SAR Trenggalek, Nanang Pujo Prasetyo.
Faktor Kedalaman dan Suhu Air
Nanang menjelaskan, waktu empat hari yang diperlukan hingga jasad korban muncul ke permukaan dipengaruhi oleh faktor kedalaman waduk serta suhu air yang dingin.
“Waduk ini cukup dalam, dan suhu air yang dingin membuat tubuh korban baru mengapung setelah beberapa hari,” katanya.
Ia juga menambahkan bahwa proses evakuasi pada pagi hari berlangsung lancar berkat cuaca yang cerah.
Selama operasi pencarian, tim SAR menghadapi berbagai kendala, terutama cuaca buruk. Hujan deras yang tiba-tiba turun mengganggu jarak pandang dan memaksa tim untuk menghentikan sementara pencarian demi keselamatan mereka.
“Cuaca menjadi salah satu tantangan terbesar kami. Hujan deras mengganggu visibilitas, sehingga kami harus kembali ke pos untuk menunggu kondisi yang lebih aman,” jelas Nanang.
Baca juga : Identitas Jasad Perempuan di Danau Muara Baru, Terungkap
Proses Evakuasi dan Pemeriksaan Medis
Setelah ditemukan, jasad Karyono langsung dievakuasi ke daratan dan dibawa ke RSUD dr. Harjono Ponorogo untuk proses identifikasi serta pemeriksaan medis lebih lanjut.
“Jenazah korban langsung dibawa ke RSUD dr. Harjono untuk keperluan identifikasi dan pemeriksaan medis,” tutup Nanang.
Karyono dilaporkan tenggelam pada Sabtu (21/12) saat berada di Waduk Bendo. Sejak saat itu, tim SAR gabungan, termasuk Basarnas Pos SAR Trenggalek, dikerahkan untuk mencari korban dengan berbagai metode, seperti pemantauan permukaan. Penemuan jasad ini sekaligus menutup pencarian yang penuh tantangan tersebut. (acs)