Type to search

Gaya Hidup Kuliner

Bangkitkan Potensi Kopi Argoyuwono: Warisan Sejak Zaman Belanda

Share
Kejayaan kopi Argoyuwono yang ada Sejak Jaman Hindia Belanda (Sur)

SUARAGONG.COM – Desa Argoyuwono, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang, tengah menghidupkan kembali kejayaan tanaman kopi yang sudah ada sejak masa pemerintahan Hindia Belanda. Potensi kopi robusta yang diwariskan sejak tahun 1901 kini mulai dikembangkan lagi sebagai upaya pelestarian dan peningkatan kesejahteraan warga.

Kopi Argoyuwono: Warisan Sejak Jaman Dulu

Kepala Desa Argoyuwono, Purnomo, mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya bersama masyarakat tengah fokus menanam kopi robusta. Meski produksi belum maksimal, jumlah pohon kopi robusta yang sudah ditanam diperkirakan mencapai 1.000 pohon.

“Kopi merupakan potensi yang sudah ada di Desa Argoyuwono sejak 1901, saat pemerintah Hindia Belanda menanam kopi di sini,” ujarnya, Selasa (3/6/2025).

Upaya pengembangan ini didukung melalui program Ketahanan Pangan Nasional. Pemerintah desa menggunakan Dana Desa (DD) untuk membeli bibit kopi dari BUMDes, lalu dibagikan secara gratis kepada warga.

“Sebanyak 30 ribu bibit kopi robusta kami beli dari BUMDes dan dibagikan secara cuma-cuma kepada masyarakat,” tambah Purnomo.

Baca Juga : Kopi Joss, Sensasi Kopi Beraroma Arang Asli Kota Gudeg, Jogja

Melestarikan Kopi dan Pemberdayaan Ekonominya

Menurutnya, langkah ini tidak hanya bertujuan melestarikan tanaman kopi, tetapi juga sebagai dorongan ekonomi bagi masyarakat desa. Jika tanaman ini terbukti adaptif dan produktif, pengembangannya akan diperluas.

Salah satu petani, Ali, menuturkan bahwa lahan tempatnya menanam kopi dulunya digunakan untuk tanaman cabai. Namun akibat gagal panen, ia memilih beralih ke kopi robusta. Kini, hasilnya mulai terlihat.

“Awalnya saya tanam 100 bibit, sekarang sudah tumbuh baik sebanyak 250 pohon,” kata Ali.

Bibit yang ia tanam merupakan bantuan gratis dari Pemerintah Desa. Ia mengaku termotivasi karena harga kopi yang cenderung stabil di pasaran, saat ini mencapai Rp85.000 per kilogram.

“Harga kopi selalu stabil, itu yang membuat kami semangat membudidayakannya,” pungkasnya. (Sur/aye)

Tags:

You Might also Like

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *