Lonjakan COVID di Thailand Mencapai Puncak, Mencetak 65 Ribu Kasus Dalam Sepekan
Share

SUARAGONG.COM – Kasus COVID-19 di negara Thailand dalam beberapa pekan terakhir tak henti-hentinya menjadi sorotan dunia, kekhawatiran dari negara tetangga akan virus tersebut dapat dengan cepat merambat, faktanya, 65 ribu kasus di Thailand terjangkit infeksi pekan lalu.
Lonjakan COVID di Thailand Mencapai Puncak, Mencetak 65 Ribu Kasus Dalam Sepekan
Mentri Kesehatan Thailand Somsak Thespsuthin menyebutkan bahwa kasus COVID-19 di negaranya antara 25 dan 31 Mei, terdapat 65.880 kasus COVID-19 laporan terbaru dalam waktu se pekan, dengan tiga angka kematian. Kelompok dengan usia infeksi kematian tertinggi adalah 30-39 tahun (12.403 kasus), di susul dengan usia 20-29 tahun (10.368 kasus), dan mereka yang berusia 60 tahun ke atas (9.590 kasus)
Somsak juga menghimbau agar masyarakat tetap waspada, lantaran jumlah kasus relatif masih tinggi sepanjang musim hujan, ia juga berharap masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan dengan memakai masker dan rajin cuci tangan secara teratur karena jumlah infeksi masih tinggi setiap harinya.
“Puluhan ribu kasus yang beredar setiap minggu mungkin membuat masyarakat khawatir, tapi saya pastikan untuk selalu meyakinkan mereka bahwa Kementrian Kesehatan Masyrakat selalu siap dengan fasilitas yang lengkap”, katanya.
Fasilitas rumah sakit umum, obat-obatan, dan staf medis yang memadai sehingga dapat menangangi lonjakan sebanyak apapun dalam kasus COVID-19 ini, tambahnya.
Baca Juga : Kasus Covid-19 Global Naik 69 Ribu per Mei 2025, Thailand Terbanyak
Jangan Menganggap Remeh COVID-19
Virus covid kali bersifat endemic (terprediksi), namun tidak bisa di sepelekan karena virus ini tidak seperti flu biasa. Karena dapat menyebabkan dampak yang lebih berat dari influenza.
Saat ini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sedang memantau virus SARS-CoV2 varian LP. 8.1 dan NB. 1.8.1.
Varian LP. 8.1 kini menyumbang sekitar 39 persen infeksi di 51 negara. Sementara itu, varian NB. 1.8.1 terus meningkat, dengan tingkat infeksi 10,7 persen di 22 negara.
WHO telah mengklasifikasikan NB. 1.8.1 sebagai variant under monitoring (VUM) karena lebih cepat menyebar atau menular di bandingkan LP. 8.1, serta mampu menghindari kekebalan tubuh 1,5 hingga 1,6 kali lebih besar terhadap perlindungan dari vaksin atau inveksi sebelum nya.
Total yang tertera di dalam data kasus sepanjang 2025 di tahailand menjadi 240.606 kasus. Sementara jumlah kematian mencapai 53 orang. (Pkl/Aye)