Batu, Suaragong – Berbagai macam jenis karya penunjang perang TNI AD dilahirkan, oleh para mahasiswa Diploma IV angkatan IV Poltekad Kodiklatad, Kota Batu. Ini setelah mereka digembleng pendidikan selama 4 tahun di Kawah Wikan Viyata Bhakti. Setelah melewati proses pendidikan selama 4 tahun dan menempuh 154 SKS.
Kemudian menciptakan karya penunjang perang yang dilengkapi dengan teknologi kekinian. Sebanyak 59 orang mahasiswa diwisuda langsung oleh Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KASAD), Jenderal TNI Dudung Abdurachman, Rabu (03/052023).
“Sudah dua kali ini atau semenjak dilantik jadi KASAD, saya mewisuda langsung mahasiswa sarjana terapan Bintara Poltekad Kodiklatad. Saya rasa mereka perlu diwisuda langsung oleh KASAD. Sebab mereka telah menjalani pendidikan selam 4 tahun. Sama halnya dengan taruna Akademi Militer,” kata KASAD Dudung.
Baca juga : Muhammadiyah dan Aisyiyah Gelar Musyda ke 5
Menurutnya dengan hadirnya KASAD di momen tersebut. Akan membuat kebahagiaan tersendiri bagi para wisudawan. “Tidak serta merta bahwa saya hadir harus di tengah-tengah penderitaan prajurit.
Tapi saya juga harus hadir di tengah-tengah kebagian mereka. Ini saya lakukan agar mereka bangga. Sebab kedepannya mereka juga akan berkiprah di TNI AD,” ujarnya.
Lebih lanjut, Dudung juga menilai karya-karya yang dihasilkan para mahasiswa Poltekad Kodiklatad sudah sesuai teknologi arus globalisasi. Juga sesuai dengan arahan Presiden Republik Indonesia.
“Globalisasi berjalan begitu cepat. Apabila kita tidak mampu dan tidak bisa mengimbangi. Maka kita akan ketinggalan jauh,” ujarnya.
Karena itu, para Bintara terpilih dibekali pendidikan tinggi di Poltekad Kodiklatad. Sehingga dapat mengikuti perkembangan teknologi saat ini. Dari hasil pendidikan itu, Dudung melihat jika prodak yang dihasilkan telah berhasil menjawab perubahan teknologi saat ini.
“Untuk tugas TNI AD saat ini, tidak hanya bertempur dengan teknik dan taktik secara manual saja. Tapi juga harus menerapkan teknologi tinggi,” katanya.
Salah satu wisudawan pencipta alat desalinasi air, Sertu Miqda Khoerul Wafa menyampaikan, kelompoknya butuh waktu sekitar 6-8 bulan untuk menciptakan karya tersebut. Kedepannya selain bisa digunakan untuk menyaring air kotor. Alat tersebut akan dikembangkan agar bisa menyaring air laut yang punya kadar garam tinggi.
Baca juga : Anggota Polisi Batu Ajari Mengaji Tahanan
“Alat ini akan dikembangkan dan diteliti lebih lanjut,” katanya.
Dengan keberadaan alat tersebut, Miqda menyampaikan jika dapat membantu satuan yang bertugas di daerah terpencil. Sebab di daerah-daerah terpencil seperti Papua, ketersediaan air bersih masih cukup sulit. Selain itu, juga dapat difungsikan untuk membantu masyarakat yang kekurangan air bersih (mf/man)