SUARAGONG.COM – Kabupaten Bondowoso menjadi salah satu fokus utama dalam upaya menurunkan angka stunting, dengan dukungan aktif dari berbagai kalangan, termasuk mahasiswa. Salah satu langkah konkret dilakukan oleh mahasiswa Regional Center of Education (REC) Fakultas FISIP UNEJ di Desa Grujugan Lor, Kecamatan Jambesari Darusholah, Bondowoso, pada Senin (7/10/2024).
Dalam kegiatan posyandu tersebut, para mahasiswa memperkenalkan dan mensosialisasikan aplikasi Sistem Preventif Stunting (SIPENTING) kepada masyarakat setempat. Menurut Ketua Tim Riset, Yani Dwi Rahayu, aplikasi ini dirancang untuk membantu ibu-ibu rumah tangga dalam memantau kesehatan anak-anak mereka, terutama dalam pencegahan dan penanganan stunting.
Yani menjelaskan bahwa aplikasi SIPENTING memanfaatkan teknologi yang semakin mudah diakses oleh masyarakat, terutama ibu rumah tangga yang umumnya sudah menggunakan ponsel pintar. “Ketika anak terindikasi stunting, ibu-ibu bisa segera mendapatkan arahan untuk penanganannya melalui aplikasi ini,” jelasnya.
Baca juga : Gen Z, Saatnya Berperan dalam Literasi Digital Bersama Diskominfo Jatim
SIPENTING juga dilengkapi dengan berbagai fitur yang dapat memudahkan para ibu dalam memahami kondisi kesehatan anaknya. Data yang diperoleh dari pemeriksaan di puskesmas atau posyandu bisa langsung dimasukkan ke aplikasi ini, yang kemudian akan menganalisis dan memberikan rekomendasi langkah-langkah pencegahan maupun penanganan lebih lanjut.
Dengan aplikasi ini, ibu-ibu tidak hanya dapat mengetahui kondisi anaknya, tetapi juga diberikan panduan pencegahan bahkan sebelum anak mengalami stunting, sehingga langkah-langkah preventif bisa dilakukan sejak dini.
“Aplikasi SIPENTING ini telah kami sosialisasikan di dua kecamatan, yakni Grujugan dan Jambesari Darusholah,” ungkap Yani Dwi Rahayu, Ketua Tim Riset dari Fakultas FISIP UNEJ.
Sebelumnya, mahasiswa UNEJ sudah berkontribusi dalam upaya penurunan angka stunting melalui penggunaan buku panduan. Namun, untuk menghadirkan solusi yang lebih segar dan menghindari kebosanan dalam membaca, mereka kemudian memutuskan untuk mengembangkan aplikasi yang lebih praktis dan ramah lingkungan karena bersifat paperless.
Baca juga : Bocah 6 SD Diperkosa Hingga Hamil Oleh Pemuda Bondowoso
Meski aplikasi ini belum tersedia di platform seperti Playstore, Yani menyebut bahwa pihaknya telah bekerja sama dengan Bappeda Bondowoso untuk menjalankan proyek percontohan (pilot project). Langkah ini diharapkan bisa mempercepat pencegahan stunting di kalangan masyarakat.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso, Agus Winarno, juga turut menyoroti perkembangan upaya pencegahan stunting di daerah tersebut. Menurut data yang ia sampaikan, Bondowoso telah mencatat penurunan prevalensi stunting yang cukup signifikan dari tahun ke tahun, menandakan bahwa berbagai upaya, termasuk sosialisasi aplikasi ini, mulai memberikan dampak positif. (acs)
Baca berita terupdate kami lainnya melalui google news