Malang, Suaragong – Marhaban Ya Ramadan, bulan penuh hikmah, bulan penuh kasih sayang dan penuh berkah untuk umat Muslim. Kehadirannya selalu ditunggu-tunggu oleh umat Muslim. Semoga Ramadan tahun ini, tingkat ibadah kita jauh lebuh baik dari tahun sebelumnya. Amin ya robal alamin. Waktu kecil, duduk di kelas 1 SD, masih teringat bagiamana nuansa Ramadan dikampung halaman. Seminggu sebelum masuk Ramadan, tenaga pengajar di mushola mengajak santrinya untuk mempersiapkan diri.
Antara lain, mencuci tikar mushola. Membersihkan lingkungan mushola, memperbaiki beduk/jodir. Termasuk mempersiapkan kentongan untuk alat musik pengugah sahur. Termasuk kegiatan lain yang berkaitan dengan ibadah puasa Ramadan. Karena masih proses belajar puasa, waktu terasa panjang. Perut merasa melilit mununggu suara jidor ditabuh dan suara adzan dari mushola. Bahkan sampai menangis, menahan rasa lapar dan haus.
Rupanya, perintah puasa dalam Islam sangat menyehatkan tubuh. Puasa dalam arti secara umum, menahan rasa lapar dan dahaga serta menjaga lisan dan pikiran sejak terbitnya fajar sampai tenggelamnya matahari atau waktu adzan Maghrib. Kini diera modern, ada jutaan orang mengalami obesitas atau kegemukan. Lantas larinya diet. Padahal dalam Islam, telah dianjurkan untuk berpuasa. Yaitu menahan diri agar tidak sembarangan makan dan minum.
Saat orang berpuasa waktu makan dan minum telah diatur sedemikan rupa dalam ajaran Islam. Maka hasilnya bisa dirasakan tubuh terasa lebih bugar dan sehat. Karena waktu siang, mesin pencacah makanan dalam tubuh manusia bisa istrihat sejenak/ atau ngedem mesin. Maka bisa dikatakan program diet yang dijalani jutaan orang, sesungguhnya sudah diajarkan dalam Islam yaitu dengan cara berpuasa. Nah kini Ramadan telah datang. Saatnya kita mempertebal iman. Memperbanyak shodakah dan amal saleh.
Memperbanyak membaca Alquran, menghindari qibah dan terus menjaga mulut, telingga dan selalu menjaga kesucian hati. Supaya nanti saat Idul Fitri, kita benar-benar kembali bersih dan suci. Jiwa kita kembali fitroh. Ramadan, merupakan pesantren bagi umat Muslim. Karena didalamnya juga mengandung makna untuk saling tolong menolong. Saling menghargai dan menghormati pendapat orang lain. Sikap welas asih dan asuh juga ada didalam hikmah Ramadan.
Marhaban Ya Ramadhan. Dan takala pentingnya, Ramadan juga mendatangkan berkah bagi umat non muslim. Sebagai contoh, selama Ramadan belanja kebutuhan sembako umat muslim pasti ada peningkatan. Apalagi mendekati 10 hari terakhir Ramadan. Pedagang baju lebaran, kebanyakan didominasi oleh warga non muslim akan kebanjiran rezeki. Lantaran setiap lebaran selalu identik dengan baju, sepatu dan sandal baru. Jadi Ramadan memsng betul bahwa membawa hikmah untuk seluruh umat Muslim dan non muslim diatas muka bumi ini. (red)