SUARAGONG.COM – Dugaan gratifikasi yang melibatkan Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Joko Widodo, memicu perdebatan yang melibatkan sejumlah tokoh politik, termasuk Megawati Soekarnoputri dan Mahfud Md. Dalam sebuah pernyataan, Kepala Presidential Communication Officer (PCO) Hasan Nasbi memberikan pembelaan kepada Kaesang dan mengangkat isu bahwa beberapa tokoh publik lainnya, termasuk Megawati dan Mahfud, juga menggunakan jet pribadi. Namun tidak mendapatkan sorotan yang sama.
Hasan Nasbi menekankan bahwa Kaesang bukanlah pejabat publik dan telah membangun kehidupannya sendiri melalui bisnis.
“Mas Kaesang ini bukan pejabat publik, dia sudah dewasa dan memiliki bisnis sendiri.” Kata Hasan Nasbi.
Menurutnya, media seharusnya memberikan perhatian yang adil kepada semua pihak, bukan hanya kepada Kaesang.
Baca juga: Naik Jet Pribadi: Kaesang Cuman Nebeng Ke AS
Jet Pribadi Megawati Ikut Disebut
Ia melanjutkan dengan menyebut Megawati yang kerap menggunakan jet pribadi untuk perjalanan baik di dalam maupun luar negeri. Hasan berargumen bahwa Megawati, meski tidak lagi menjabat sebagai pejabat publik, masih merupakan figur publik yang sering terlihat menggunakan fasilitas serupa.
“Kita bisa lihat bagaimana Ibu Megawati sering menggunakan jet pribadi untuk perjalanan kebangsaan.” Jelasnya.
Hasan mengingatkan bahwa meskipun Megawati sudah tidak lagi menjabat sebagai Menko PMK atau Ketua DPR, statusnya sebagai tokoh politik tetap menarik perhatian.
Lebih jauh, Hasan juga mengungkit penggunaan jet pribadi oleh Mahfud Md, yang sebelumnya menjabat sebagai Menko Polhukam. Ia mencatat bahwa Mahfud pernah mengakui sering menggunakan jet pribadi milik Jusuf Kalla.
“Kenapa tidak ada kehebohan ketika mereka naik jet pribadi?” Tanyanya, mempertanyakan ketidakadilan dalam pemberitaan.
Hasan menilai bahwa reaksi negatif terhadap Kaesang dipicu oleh kebencian yang terakumulasi di kalangan publik.
“Ini semacam trial by press terhadap Mas Kaesang.” Ujarnya, meragukan niat di balik serangan tersebut.
Ia menyarankan agar media lebih objektif dalam meliput semua tokoh yang terlibat, termasuk Megawati dan Mahfud, agar masyarakat bisa melihat gambaran yang lebih jelas.
Dalam konteks ini, Ketua DPP PDIP, Said Abdullah, memberikan tanggapan terhadap pernyataan Hasan. Ia menyebut perjalanan Megawati menggunakan jet pribadi sebagai perjalanan kebangsaan dan menilai reaksi publik terhadap hal ini tidak substansial.
“Ini bukan isu yang produktif untuk dibahas.” Ungkapnya, mengindikasikan bahwa isu ini seharusnya tidak menjadi bahan perdebatan yang berkepanjangan.
Tanggapan Mahfud Md
Sementara itu, Mahfud Md memberikan respons tegas terkait penggunaan jet pribadi. Ia menjelaskan bahwa dirinya diundang oleh Jusuf Kalla untuk memberikan ceramah, dan perjalanan tersebut adalah bagian dari hubungan keperdataan. Dalam video klarifikasinya, Mahfud menekankan bahwa tidak ada unsur gratifikasi dalam perjalanannya.
“Saya adalah orang yang paling rajin melapor gratifikasi.” Kata Mahfud menegaskan komitmennya terhadap transparansi.
Mahfud juga mengungkapkan pengalamannya saat menerima honorarium dari berbagai kegiatan, yang sebagian besar ia laporkan ke KPK.
“Saya adalah yang pertama melaporkan gratifikasi.” Ungkapnya, menekankan pentingnya etika dalam menjalankan jabatan publik.
Dalam konteks ini, Kaesang sendiri telah memberikan klarifikasi kepada KPK mengenai penggunaan jet pribadi yang dia tumpangi bersama istrinya, Erina Gudono, menuju Amerika Serikat. Dia menegaskan bahwa perjalanan tersebut adalah untuk keperluan pribadi dan bukan terkait jabatan publik.
Kontroversi ini mencerminkan kompleksitas hubungan antara publik dan tokoh politik di Indonesia, serta bagaimana media dan masyarakat menanggapi isu-isu yang menyangkut etika dan transparansi. Dalam situasi yang memicu perdebatan ini, penting bagi semua pihak untuk menyikapi dengan objektivitas, demi terciptanya lingkungan politik yang lebih sehat dan berintegritas. (rfr)