Suaragong.com – Keruntuhan beberapa platform e-commerce, termasuk Bukalapak, mencerminkan dinamika ketatnya persaingan dalam industri e-commerce, baik di Indonesia maupun secara global. Wakil Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA), Budi Primawan, mengungkapkan bahwa salah satu penyebab utama keruntuhan ini adalah dominasi pemain besar seperti Tokopedia (GoTo) dan Shopee (Sea Group) yang memiliki akses modal besar dan mampu memberikan subsidi harga serta promosi besar-besaran.
Budi menambahkan, operasi marketplace memerlukan investasi besar dalam teknologi, logistik, dan pemasaran. Bukalapak, yang margin keuntungannya tipis, kesulitan mempertahankan model bisnis ini tanpa suntikan modal yang signifikan. Selain itu, peralihan konsumen ke model direct-to-consumer (D2C) dan social commerce juga turut berperan dalam pergeseran tren belanja.
Direktur Celios, Nailul Huda, menambahkan bahwa persaingan di industri e-commerce Indonesia kini terpecah menjadi tiga layer, dengan Shopee dan Tokopedia-TikTok menguasai lapisan atas, sementara platform menengah seperti Bukalapak semakin tergerus. Meski begitu, prospek e-commerce di Indonesia tetap cerah, dengan inovasi dan adaptasi menjadi kunci untuk bertahan dalam pasar yang semakin kompetitif.
Baca Juga : Bukalapak Fokus pada Produk Virtual, Hentikan Penjualan Produk Fisik
Jangan Lupa ikuti terus Informasi, Berita artikel paling Update dan Trending Di Media Suaragong !!!. Jangan lupa untuk ikuti Akun Sosial Media Suaragong agar tidak ketinggalan di : Instagram, Facebook, dan X (Twitter). (Fz/Sg).
Baca Juga Artikel Berita Lain dari Suaragong di Google News