Gaes !!! Perang Timteng Memanas: Serangan Israel, Balasan Hizbullah, dan Ancaman Irak
Share

SUARAGONG.COM – Ketegangan di Timur Tengah semakin memuncak dengan serangkaian serangan yang terus berlangsung antara Israel, Hizbullah, dan kelompok-kelompok perlawanan lainnya. Kekerasan yang telah berlangsung lebih dari setahun ini menunjukkan tanda-tanda tidak hanya memperburuk kondisi di Gaza dan Lebanon. Tetapi juga berpotensi melibatkan negara-negara baru seperti Irak dalam konflik regional yang lebih luas. Berikut ini adalah rangkuman perkembangan terkini dari perang yang terus memanas.
Serangan Besar-Besaran Hizbullah ke Wilayah Israel
Hizbullah, kelompok militan yang berbasis di Lebanon, kembali melancarkan serangan besar-besaran ke Israel. Pada akhir pekan lalu, sekitar 80 roket ditembakkan ke wilayah utara Israel. Dengan salah satu serangan melintasi kota Haifa, yang menyebabkan korban jiwa dan kerusakan besar. Dua orang tewas akibat roket yang menghantam sebuah sinagoge di Haifa, dan beberapa lainnya terluka ringan.
Selain itu, pada Jumat sebelumnya, Hizbullah juga mengirimkan pesawat nirawak (drone) yang menyerang kawasan Nahariya di utara Israel, menyebabkan gangguan pada pasokan listrik. Serangan ini hanya semakin meningkatkan ketegangan antara kedua belah pihak yang sudah memanas. Terutama di sepanjang perbatasan Lebanon-Israel.
Pembunuhan Juru Bicara Hizbullah oleh Israel
Pada Minggu, 17 November, Israel melancarkan serangan udara yang menargetkan pusat kota Beirut dan berhasil membunuh Mohammed Afif, juru bicara Hizbullah yang merupakan salah satu anggota terpenting dalam struktur partai tersebut. Serangan ini terjadi di daerah Ras al-Nabaa, Beirut, yang dikenal sebagai wilayah strategis bagi Hizbullah. Kematian Afif, yang sebelumnya dikenal sebagai penghubung media Hizbullah, semakin memperburuk ketegangan dan meningkatkan potensi balasan dari kelompok ini.
Meskipun Israel menolak untuk mengonfirmasi serangan ini, sumber keamanan Lebanon mengonfirmasi bahwa serangan tersebut menargetkan gedung tempat Afif berada, yang juga merupakan pusat partai yang terkait dengan Hizbullah. Kematian Afif diperkirakan akan menjadi simbol bagi kelompok militan ini, yang mungkin akan membalas dengan serangan lebih besar.
Perang Israel Meluas ke Irak?
Selain serangan-serangan yang terjadi di Gaza dan Lebanon, beberapa laporan menunjukkan bahwa perang ini bisa segera meluas ke negara baru: Irak. Milisi Irak yang berafiliasi dengan Iran, yang sebelumnya terlibat dalam serangan terhadap pasukan Amerika di kawasan tersebut, kini semakin aktif menggempur Israel. Milisi-milisi ini telah menyatakan akan memberikan “kejutan-kejutan” lebih lanjut kepada Tel Aviv, yang mengindikasikan potensi eskalasi besar dalam beberapa bulan mendatang.
Beberapa analis berpendapat bahwa serangan-serangan ini berpotensi membawa Irak lebih dalam ke dalam konflik. Salah satu penyebabnya adalah pasokan senjata dari Iran ke milisi-milisi di Irak. Termasuk rudal jarak jauh dan drone yang diluncurkan ke Israel. Meski Irak sebelumnya relatif tenang dalam menghadapi ketegangan regional, laporan menyebutkan bahwa Israel kini menggunakan wilayah udara Irak untuk melancarkan serangan terhadap posisi-posisi Iran di kawasan, yang memicu kemarahan Tehran.
Israel Kecam Laporan PBB dan Desakan Paus Fransiskus
Israel terus mendapat kecaman internasional. Terutama dari PBB dan kelompok-kelompok HAM, terkait serangan yang terjadi di Gaza. PBB baru-baru ini mengeluarkan laporan yang menyebutkan bahwa aksi militer Israel di Gaza memiliki karakteristik genosida. Dengan klaim bahwa Israel sengaja menyebabkan kelaparan dan kematian massal di wilayah tersebut. Israel membantah tuduhan ini, menyebut laporan tersebut sebagai bagian dari kampanye anti-Israel dan menuding PBB digunakan oleh kelompok teroris.
Paus Fransiskus, dalam sebuah buku terbarunya, juga turut menanggapi tuduhan genosida ini. Paus menekankan bahwa situasi di Gaza perlu diselidiki lebih lanjut untuk menentukan apakah benar-benar memenuhi definisi genosida menurut hukum internasional. Meskipun Paus sering mengutuk kekerasan yang menimpa warga sipil Gaza, pernyataan ini menandai pertama kalinya ia secara eksplisit menggunakan istilah “genosida” untuk menggambarkan kekerasan yang terjadi.
Serangan Israel Terhadap Infrastruktur Beirut
Serangan yang diluncurkan Israel terhadap Beirut juga berlanjut. Dengan jet tempur Israel melancarkan serangan udara pada Minggu yang menargetkan distrik Mar Elias di pusat kota Beirut. Akibat adanya serangan ini menyebabkan dua orang tewas dan 22 orang lainnya terluka. District Mar Elias, yang juga menjadi tempat pengungsi, kini menjadi sasaran serangan berulang kali, meningkatkan ketegangan di Lebanon yang sudah dilanda perang saudara dan krisis ekonomi.
Bom Suar di Rumah Perdana Menteri Netanyahu
Di dalam negeri Israel, ketegangan politik semakin meningkat. Rumah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menjadi sasaran serangan bom suar pada akhir pekan. Meski Netanyahu tidak berada di tempat saat insiden itu terjadi. Serangan ini diyakini merupakan bagian dari protes antipemerintah yang melanda Israel sejak tahun lalu. Pelemparan bom suar ini menambah kekhawatiran terhadap situasi domestik yang semakin tidak stabil, di tengah ketegangan yang meningkat akibat kebijakan luar negeri dan militer Israel.
Baca juga: Makin Panas, Israel Siap Serang Kembali Iran
Ketegangan yang Tidak Kunjung Reda
Dengan serangan yang terus berlanjut, baik dari Hizbullah, milisi Irak, maupun Israel, situasi di Timur Tengah semakin mencekam. Konflik ini tidak hanya melibatkan negara-negara yang terlibat langsung. Tetapi juga berpotensi melibatkan lebih banyak negara di kawasan tersebut, termasuk Irak. Kekerasan ini menimbulkan korban jiwa yang sangat besar. Dengan ratusan ribu orang terpaksa mengungsi, dan serangan-serangan yang menargetkan infrastruktur sipil semakin memperburuk kondisi kemanusiaan.
Sementara dunia internasional mendesak penyelidikan terhadap potensi genosida di Gaza, dan PBB mengkritik Israel atas kebijakan militernya, ketegangan ini tampaknya masih jauh dari kata selesai. Apakah perang ini akan meluas lebih jauh atau berakhir dalam waktu dekat masih menjadi pertanyaan besar yang terus menghantui kawasan ini. (rfr)
Baca Berita Terupdate lainnya melaluiĀ google news