Malang, Suaragong – Partai final cabang olag raga (Cabor) sepak bola dievent Pekan Olahraga Wartawan Nasional (Porwanas) ke XIII mempertemukan kesebelan PWI Jatim dan PWI DKI Jakarta. Hasilnya kedua kesebelasan dinyatakan juara bersama alias berhak membawa pulang medali emas.
Penetapan kesebelasan PWI DKI Jakarta sebagai juara bersama dengan kesebelasan PWI Jatim, dengan alasan force majoer lantaran cuaca buruk, tetapi keputusan ini tidak diakui oleh kubu Jawa Timur.
Pasalnya, meskipun diguyur hujan, tetapi saat itu kondisi Lapangan Kampus Universitas Negeri Malang, Jumat (25/11) pukul 13.45 WIB hingga kick off pukul 14.00 WIB, tidak tergenang air dan bola masih bisa jalan.
Namun, lima menit sebelum bertanding, pengawas pertandingan memanggil perwakilan kedua tim dan sepakat pertandingan digelar dengan catatan bola masih bisa jalan dan wasit memimpin fairplay.
Namun, pengawas pertandingan tak menanggapi. Bahkan, tepat pukul 14.30 WIB, panpel memanggil kedua tim dan memutuskan untuk meniadakan pertandingan dan tampil sebagai juara bersama.
Tapi, pihak Jawa Timur menolak dan tidak mau menandatangani berita acara. Sedang kubu DKI Jakarta sepakat dan langsung meninggalkan lapangan. Padahal, pukul 15.00.WIB hujan sudah reda dan tidak ada lagi kilatan petir.
Baca juga : Porwanas XIII Suguhkan Sportivitas Wartawan
Pihak panpel beralasan kalau pihaknya sudah menghubungi TD, dan pihak TD memutuskan juara bersama. Anehnya, dalam laporannya kepada TD, panpel menyebut pertandingan tidak bisa dilaksanakan lantaran kondisi lapangan tergenang air sehingga bola tidak bisa jalan, bukan karena petir.
“Kalau itu benar, berarti panpel telah berbohong dan bisa disanksi. Termasuk TD-nya yang tidak hadir di lapangan saat kejadian,” tegas Ucok. Hingga penyerahan medali emas dilakukan, Ucok tetap tidak terima jika Jawa Timur dan DKI Jakarta diputuskan sebagai juara bersama. Kalau force majoer kan bisa ditunda besok pagi atau setelah hujan reda. Apalagi waktu masih panjang, kick off jam 15.30 WIB pun gak masalah,” pungkasnya. (*/wdy/man)