SURABAYA, SUARAGONG.COM – Baru-baru ini, pemerintah mengeluarkan rencana untuk meliburkan sekolah selama bulan Ramadhan. Tentu aja, wacana libur ini bikin banyak orang, baik dari kalangan sekolah maupun orang tua siswa, berkomentar dan memberikan respons yang beragam. Ada yang setuju, tapi nggak sedikit juga yang merasa khawatir dengan keputusan ini.
Kekhawatiran dari Anggota DPRD Jatim
Salah satu yang memberikan tanggapan adalah anggota DPRD Provinsi Jawa Timur, Rasiyo. Dia mengungkapkan kekhawatirannya tentang kebijakan ini, mengingat bulan Ramadhan merupakan bulan yang sangat penting bagi umat Islam. Menurutnya, Ramadhan itu adalah puncak ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam di seluruh dunia.
Rasiyo pribadi agak kurang setuju dengan keputusan pemerintah ini.
“Saya khawatir kalau anak-anak nggak ada kegiatan yang melibatkan fisik dan pikirannya, waktu mereka bisa-bisa terbuang sia-sia. Terutama kalau anak-anak hanya main game atau kluyuran nggak jelas,” ujarnya.
Baca juga: PBNU Kritik Rencana Libur Sekolah Sebulan saat Ramadan
Sekolah Bisa Tetap Ada Kegiatan Positif
Dari pandangan Rasiyo, seharusnya bulan Ramadhan bukan cuma jadi waktu istirahat, tapi bisa juga jadi momen untuk mendalami agama dan meningkatkan iman.
“Sekolah bisa bikin program khusus di bulan Ramadhan. Misalnya, Pondok Ramadhan di sekolah. Jadi selain ngajarin agama, ngaji, dan sholat, bisa juga ada diskusi tentang sikap bertoleransi sesama muslim dan umat lainnya,” tambahnya.
Mengenai jam sekolah, Rasiyo nggak masalah kalau anak-anak pulang lebih siang. Misalnya, mereka masuk sekolah setelah sholat Dhuhur, sekitar pukul 12 siang, lalu pulang setelah itu. Jadi, mereka tetap bisa menjalani ibadah dengan baik, tapi tetap ada waktu untuk kegiatan yang bermanfaat.
Baca juga: 2.500 Porsi MBG Disalurkan SPPG Kepanjen
Efektivitas Libur Ramadhan untuk Anak-anak
Rasiyo juga menekankan bahwa jika anak-anak hanya di rumah sementara orang tua bekerja, mereka mungkin hanya akan menghabiskan waktu untuk main game atau hal-hal yang nggak ada manfaatnya.
“Jadi, kebijakan ini perlu dievaluasi lagi, supaya ibadah di bulan Ramadhan bisa bener-bener jadi momen yang penuh makna dan nggak terbuang sia-sia,” tegasnya.
Jadi, walaupun libur di bulan Ramadhan terdengar menarik, perlu dipikirkan juga gimana supaya anak-anak tetap bisa produktif dan memperdalam ibadah tanpa harus meninggalkan kegiatan yang bermanfaat. (wahyu/dny)
Baca Juga Artikel Berita Terupdate Lainnya dari Suaragong di Google News