Gaes !!! Waspada, Level Status Gunung Ijen Meningkat

Banyuwangi, Suaragong – Terdapat sebuah laporan Status aktifitas dari Gunung Ijen (G. Ijen) oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Pada laporannya menjelaskan Peningkatan Satus G.Ijen menjadi Level II (Waspada) dari sebelumnya Level I (Normal). Atas Kondisi tersebut, Masyarakat Diminta untuk tidak mendekati pusat G. Ijen dan kurangi aktivitas di sekitarnya. Khususnya yang bertempat tinggal di sepanjang aliran Sungai Banyu Pait agar mewaspadai potensi ancaman aliran gas vulkanik yang berbahaya. (Berdasarkan Siaran Pers NOMOR: 370.Pers/04/SJI/2024 Tanggal : 12 Juli 2024)

Hasil Evaluasi Terkait Peningkatan Status Gunung Ijen

“Berdasarkan hasil evaluasi sampai dengan 12 Juli 2024 maka tingkat aktivitas Gunung Ijen dinaikkan dari Level I (Normal) menjadi Level II (Waspada) terhitung sejak 12 Juli 2024 pukul 22.00 WIB,”ujar Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, di Bandung malam tadi, Jumat (12/7) Kemarin.

Karena peningkatan statuss ini menjadikan potensi bahaya terhadap gas-gas vulkanik konsentrasi tinggi di sekitar kawah. Yang berasal dari aktivitas solfatar di dinding kawah Ijen dan juga difusi gas-gas vulkanik dari dalam kawah ke permukaan. Serta erupsi freatik berupa semburan gas dari danau kawah.

“Erupsi freatik bisa terjadi tanpa didahului oleh peningkatan aktivitas baik visual maupun kegempaan,”jelas Wafid.

Tanda-Tanda Peningkatan

Tanda peningkatan dari aktifitas status G.Ijen juga biasa terlihat dari perubahan warna air danau kawah dari hijau menjadi hijau keputih-putihanan. Hal tersebut disebabkan naiknya endapan dari dasar danau ke permukaan oleh adanya tekanan gas yang kuat dari dasar danau. Tanda lainnya juga terlihat dari peningkatan suhu secara signifikan seiring dengan meningkatnya tekanan/konsentrasi gas yang keluar dari dasar danau. Dari kondisi peeningkatan status tersebut biasanya gelembung-gelembung gas dari bawah kawah akan muncul ke permukaan.

Dijelaskan oleh Wafid, bahwa kejadian “outburst gas” kerap kali terjadi disaat peningkatan aktivitas Kawah Ijen. Outburst Gas ini merupakan letusan/semburan gas dari danau kawah Ijen, gas yg menyembur tersebut terutama adalah CO2.

“Gas CO2 ini mempunyai berat jenis yang lebih berat dari udara, sehingga CO2 yang keluar akibat letusan/semburan ini, cenderung dapat mengalir menyusuri lembah seperti kejadian letusan/semburan gas di Kawah Ijen di Bulan Maret 2018,” ungkap Wafid.

Himbauan Masyarakat dan Wisatawan Gunung Ijen

Diminta kepada masyarakat serta Wisatwan untuk tidak mendekati bibir dari dasar kawah G. Ijen. Selain itu juga tidak boleh menginap di Kawah Ijen dalam radius 1,5 kilometer.

“Masyarakat yang bertempat tinggal di sepanjang aliran Sungai Banyu Pait agar selalu waspada terhadap potensi ancaman aliran gas vulkanik yang berbahaya dan tetap memperhatikan perkembangan aktivitas G. Ijen dan jika tercium bau gas yang menyengat dihimbau agar menggunakan masker penutup alat pernapasan. Untuk jangka pendek/darurat dapat menggunakan kain basah sebagai penutup alat pernapasan (hidung/mulut),” ujar Wafid.

Koordinasi Pihak terkait

Selain itu kepada para jajaran antaranya Pemerintah Daerah, BPBD Provinsi dan Kabupaten, BKSDA dan juga masyarakat untuk senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Api Ijen atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi-Badan Geologi terhadap perkembangan Kondisi Status Gunung Ijen.

“Seluruh masyarakat maupun pemerintah daerah dan instansi terkait lainnya dapat memantau perkembangan aktivitas dan rekomendasi G. Ijen melalui aplikasi MAGMA Indonesia yang dapat diunduh di Google Playstore atau melalui website https://magma.esdm.go.id, https://vsi.esdm.go.id dan website Badan Geologi https://geologi.esdm.go.id serta media sosial PVMBG (Facebook, Instagram dan Twitter pvmbg_),”tutup Wafid. (Aye/Sg)