Malang, Suara Gong.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), melakukan pembatasan pertalite, menyusul perang antara Israel dan Hamas.
Tutuka Ariadji, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, mengatakan, akan ada revisi Peraturan Presiden Nomor 191 Tahun 2014 dan segera diluncurkan. Regulasi itu tentang penyaluran BBM bersubsidi agar lebih tepat sasaran.
Regulasi ini juga akan memberi benteng bagi APBN dalam menghadapi tekanan kenaikan harga minyak imbas perang Israel dan Hamas. Selain revisi Perpres, Ariadji, berharap masyarakat mau membantu pemerintah dalam menyelamatkan APBN dengan membeli BBM sesuai kemampuan ekonomi mereka.
“Saya menghimbau, pertalite itu untuk masyarakat yang membutuhkan. Jadi, kalau yang mampu janganlah menggunakannya karena bukan peruntukannya,” ucap Ariadji.
Baca Juga : Gaes !!! Inilah Buntut dari Dukungan Benzema Terhadap Palestina
Ariadji, mengatakan terjadinya perang di Timur Tengah, saat ini memang belum berdampak besar terhadap harga minyak dunia. Tapi, jika perang terus berlangsung berkepanjangan tentunya impor minyak mentah dan BBM Indonesia, akan berpengaruh.
Menurutnya, dengan kenaikan harga minyak mentah Indonesia, akan mempengaruhi kenaikan harga crude, di dalam negeri dan harga BBM di masyarakat. Ini dikarenakan Indonesia mengimpor keduanya, BBM dan crude oil dengan persentase kebutuhan yang sama.
“Sampai hari ini dampaknya (perang Israel-Hamas) masih belum signifikan walaupun kita tahu harga minyak mendekati US$90 per barel. Namun, kalau ini berlangsung cukup lama saya kira akan berpengaruh,” lanjut Ariadji.
PT Pertamina, sedang menguji coba untuk pembatasan pembelian pertalite, khususnya di kendaraan roda empat di beberapa daerah. Setiap pembeli diwajibkan untuk mempunyai QR code yang akan dipindai oleh petugas SPBU saat membeli BBM.
Uji coba ini akan dilakukan di 41 kabupaten atau kota yang tersebar di tiga provinsi. Yaitu Bengkulu, Aceh, dan Bangka Belitung. Nantinya, uji coba ini juga bakal dilakukan di Timika,Papua. (riz/eko)