Jalur Afirmasi Keahlian Khusus Solusi Cepat Rekrut ASN Profesional Menurut Abdullah Muhdi
Share

SURABAYA, SUARAGONG.COM – Abdullah Muhdi, anggota DPRD Provinsi Jawa Timur dari PKB, lagi-lagi ngasih ide cemerlang soal perekrutan ASN (Aparatur Sipil Negara) dan PPPK (Pekerja Perjanjian Kerja) di Indonesia. Jadi, dia berharap banget kalau Badan Kepegawaian Nasional (BKN) dan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) bisa mikirin buat nambahin jalur afirmasi khusus keahlian waktu rekrut ASN atau PPPK. Apa sih maksudnya? Jadi gini, dia pengen orang-orang yang punya keahlian tertentu bisa langsung diterima kerja tanpa harus ngelewatin proses panjang dan ribet.
Jalur Afirmasi Keahlian Khusus Bisa Mempercepat Proses Perekrutan PNS Profesional
Abdullah Muhdi bilang, kalau jalur keahlian khusus ini bisa bikin proses perekrutan jadi lebih cepet, dan lebih efektif buat dapetin SDM yang memang udah ahli di bidangnya. Jadi bukan cuma sekadar orang yang ngerti teori doang, tapi bener-bener yang punya kemampuan mumpuni dan bisa langsung kerja sesuai dengan keahlian yang dimiliki.
Baca juga: Siswa SMP di Probolinggo Dianiaya Kakak Kelas hingga Masuk RS
Potensi Prestasi Masyarakat yang Sayang Terbuang dalam Perekrutan ASN
Dia juga cerita kalau di Indonesia banyak banget orang yang punya prestasi luar biasa. Misalnya, ada yang juara tilawah, ada yang jago dalam bidang riset, digital, robotik, sampai atlet berprestasi yang mewakili negara. Cuma sayangnya, banyak dari mereka yang punya potensi besar ini nggak kebagian kursi di ASN, padahal kalau mereka jadi PNS, pasti bakal lebih profesional dan kompeten di bidangnya masing-masing. Sayang banget kan? Padahal kalau orang berprestasi itu masuk ASN, pasti birokrasi bakal jadi lebih bagus dan kebijakan yang dijalankan juga bisa lebih efektif.
“Banyak dari masyarakat kita yang berprestasi. Juara diluar negeri, entah itu dari keahlian agama atau tilawah, riset, juara digital, robotik dan atlit lain lain. Sangat disayangkan jika orang-orang cerdas ini tidak direkreut untuk mengisi ruang ASN. Mereka yang berprestasi pasti akan profesional dan kompeten jika dijadikan ASN”, kata Abdullah yang pakai kemeja hitam bermotif catur.
Baca juga: Ikatan Mahasiswa Jombang Desak DPRD Realisasikan Beasiswa Pendidikan
Prestasi Khusus Harus Diperhitungkan dalam Proses Seleksi ASN
Nah, meskipun punya prestasi, tetep aja orang tersebut harus ikut prosedur seleksi yang ada, nggak boleh langsung lewatin semuanya. Tapi, menurut Abdullah Muhdi, mereka yang punya prestasi khusus ini seharusnya dapet perlakuan khusus juga. Gimana sih? Jadi, meskipun mereka harus ikut tes atau ujian seperti yang lain, mereka tetep punya nilai lebih karena udah punya pengalaman dan prestasi sebelumnya. Jadi, ada penilaian lebih terhadap mereka.
“Tetap harus mengikuti tahapan yang ada. Namun jika sudah memiliki prestasi khusus, harus mendapatkan atensi lebih dari pada yang lain”, katanya.
Baca juga: Oknum Dispendik Kabupaten Malang Diduga Pungli Kepsek SD
Pemilihan Formasi ASN Harus Sesuai dengan Bakat dan Keahlian Pelamar
Selain itu, Abdullah Muhdi juga ngingetin kalau pemilihan formasi buat orang yang punya prestasi itu harus sesuai dengan bakat mereka. Jadi, jangan sampai orang yang jago di bidang lain dipaksain kerja di tempat yang nggak sesuai dengan kemampuan mereka. Kalau semuanya sesuai jalurnya, dijamin birokrasi bakal berjalan lebih baik.
“Jadi tidak melenceng atau keluar dari pakemnya. Jika itu dilakukan maka akan tercipta biroktasi yang ideal. Kebijakan akan berjalan baik karena diisi oleh orang-orang yang berkompeten” sambungnya.
Baca juga: Rayakan Isra Miraj, SDN 5 Merjosari Gelar Sholawat Bersama
Contoh Penerapan Jalur Afirmasi Keahlian Khusus oleh Kemenpora untuk Atlet Berprestasi
Dan yang lebih keren lagi, menurut Abdullah Muhdi, penerapan jalur afirmasi keahlian khusus ini udah diterapin sama Kemenpora (Kementerian Pemuda dan Olahraga). Mereka udah angkat ratusan atlet berprestasi jadi PNS. Gimana kalau instansi lain juga ikut contoh cara ini? Dengan gitu, SDM berprestasi nggak akan terbuang sia-sia, dan bisa berkontribusi besar buat negara.
“Cara ini bisa juga dikloning oleh instansi lain agar tidak menyia-nyiakan SDM berprestasi” pungkasnya. (wahyu/dny)
Baca Juga Artikel berita Lain dari Suaragong diĀ Google News