Type to search

Gaya Hidup

Kisah SBY Tolak Tawaran Jabat Presiden 3 Periode

Share
SBY tolak tawaran 3 periode SBY tolak tawaran 3 periode

SUARAGONG.COM – Perjalanan panjang dari Presiden ke-6 Republik Indonesia (RI), Susilo Bambang Yudhoyono atau yang dikenal sebagai SBY, memiliki sebuah kisah tersendiri yang terselip saat ia menjabat. Salah satunya adalah cerita ketika ia ditawari menjabat 3 periode.

SBY mengungkapkan bahwa dirinya pernah ditawari untuk maju kembali sebagai presiden untuk periode ketiga. Bahkan, di kala itu ada pihak yang menawarkan perubahan undang-undang agar hal tersebut memungkinkan untuknya menjabat kembali. Melanjutkan rezimnya secara legal melalui Perubahan aturan itu.

Baca Juga : Sah! Donald Trump Resmi Menjabat Presiden Amerika Serikat

SBY Pernah Ditawari Menjabat 3 Periode, Bahkan Merubah Undang-Undang

SBY yang menjabat dari 20 Oktober 2004 hingga 20 Oktober 2014 membagikan kisahnya tentang bagaimana ia menolak untuk memperpanjang masa jabatannya. Dalam wawancara khusus dengan Retno Pinasti, Pemimpin Redaksi SCTV-Indosiar, SBY menceritakan bahwa tawaran untuk mengubah konstitusi sempat muncul agar ia bisa melanjutkan kepemimpinan.

“Saya tahu dulu ada sebagian yang menginginkan, ‘Udahlah Pak SBY, kalau perlu bisa disesuaikan undang-undang dasarnya. Kenapa tidak? Kalau bisa menambah satu periode biar lebih banyak yang dihasilkan’,” kata SBY, dikutip Senin (10/2/2025).

SBY dan Mendiang Istri Menolak 

Tak hanya itu, lanjut SBY, dorongan untuk mendiang sang istri, Ani Yudhoyono, agar maju sebagai kandidat calon presiden saat itu juga muncul. Namun, baik SBY maupun Ani dengan tegas menolak.

“Kami berdua mendengar, kami berdua bersatu dalam pikiran, sangat jelas dan tegas, no!” ujar SBY.

Menurutnya, satu periode kepemimpinan selama lima tahun sebenarnya sudah cukup untuk memimpin sebuah negara, asalkan dijalankan dengan sepenuh hati dan kebijakan yang tepat.

“Memimpin negara, memimpin bangsa, memimpin pemerintahan, lima tahun pun sebenarnya cukup kalau dilakukan dengan sepenuh hati. Kebijakan tepat, keputusan tepat, apalagi 10 tahun, itu lebih dari cukup,” ungkapnya.

Oleh karena itu, SBY merasa dua periode menjabat sebagai presiden adalah waktu yang cukup untuk memberikan kesempatan bagi pemimpin baru melanjutkan estafet kepemimpinan.

“Jadi, bagi saya, sudah cukup 10 tahun agar muncul pemimpin-pemimpin baru yang meneruskan kepemimpinan. Itulah alasan saya,” kata SBY.

Mengakui Penurunan Performa

Selain itu, ia menilai bahwa seseorang yang menjabat terlalu lama cenderung mengalami penurunan performa, baik dari segi kreativitas, pemikiran, maupun ide-ide yang dihasilkan.

SBY juga menambahkan bahwa memperpanjang masa jabatan presiden bisa berpotensi melahirkan pemimpin yang cenderung otoriter. “Dengan pikiran yang jernih dan niat yang baik, saya mengatakan cukup,” tegasnya.

“Bahkan jika ada perubahan undang-undang dasar sekalipun, saya tidak akan maju lagi. Rekamannya masih ada. Jika ada gerakan yang mengatakan ‘boleh kok pak tambah satu periode’, saya tidak akan menerima pencalonan itu. Ini adalah sejarah,” kata SBY. (aye)

Baca Artikel Berita Lain dari Suaragong di Google News.

Tags:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *