SURABAYA, SUARAGONG.COM – Kabar membanggakan datang dari dunia pendidikan dan riset di Indonesia! Sri Fatmawati, dosen kece dari Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Analitika Data (FSAD) ITS, baru aja dapet penghargaan internasional yang super bergengsi, yaitu Grassroots Science Advice Promotion Awards 2024. Penghargaan ini diberikan oleh INGSA-Asia dan didukung oleh International Science Council (ISC) serta University of Auckland, Selandia Baru. Gak main-main, penghargaan ini dikasih buat mereka yang udah punya kontribusi besar dalam mempromosikan peran sains di masyarakat, termasuk dalam hal pemberdayaan perempuan dalam bidang ilmu pengetahuan.
Apa itu Grassroots Science Advice Promotion Awards?
Jadi, penghargaan ini bukan sembarang penghargaan lho! Grassroots Science Advice Promotion Awards ini memberi apresiasi buat individu atau tim yang punya rekam jejak luar biasa dalam mendukung penyebaran pengetahuan sains, khususnya di tingkat akar rumput. Nah, Fatma, yang biasa dipanggil Fatma ini, jadi salah satu pemenangnya tahun 2024. Dia dan lima pemenang lainnya yang berasal dari berbagai negara Asia bakal dapetin hibah senilai 10 ribu dolar Australia (AUD) untuk mendukung pelaksanaan lokakarya di negara masing-masing.
Baca juga: Pj. Gubernur Jatim Gerak Cepat Tinjau Banjir Bandang di Bondowoso
Proyek yang Diusung Memberdayakan Perempuan di Ilmu Pengetahuan
Gak cuma sekadar menerima penghargaan, Fatma juga bawa proyek keren yang bertajuk Memberdayakan Perempuan Indonesia dalam Ilmu Pengetahuan untuk Mempengaruhi Kebijakan. Proyek ini bertujuan untuk ningkatin kesadaran perempuan akan peran penting mereka dalam kebijakan berbasis sains. Fatma ingin mendorong keberlanjutan program-program berbasis sains yang bisa memberikan dampak positif, terutama di tingkat akar rumput. Pemberdayaan perempuan dalam bidang sains ini menjadi hal yang sangat penting untuk masa depan Indonesia, agar perempuan dapat lebih berperan dalam mengambil keputusan yang bersasis ilmu pengetahuan. Menurut Fatma, perempuan harus diberi ruang untuk lebih aktif terlibat dalam pengambilan kebijakan berbasis ilmu pengetahuan.
“Penghargaan ini adalah bentuk kepercayaan kepada perempuan untuk terus mengambil bagian dalam penentuan kebijakan sains,” ujar Fatma, yang asalnya dari Sampang, Madura.
Nah, bagi Fatma, ini adalah kesempatan besar buat terus memperjuangkan kesetaraan gender, khususnya dalam bidang sains dan kebijakan.
Baca juga: Perlindungan Bagi Pekerja PHK dan Pensangon
Rekam Jejak Fatma yang Inspiratif
Selain jadi dosen yang keren, Fatma juga termasuk dalam daftar 100 Ilmuwan Terbaik di Asia 2024. Gak heran sih, karena kontribusinya dalam penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sudah terbukti nyata. Itulah kenapa ia terpilih untuk menerima penghargaan internasional ini. Fatma bukan hanya berfokus pada penelitian, tapi juga berusaha memberi dampak positif untuk pemberdayaan perempuan di Indonesia, khususnya dalam dunia ilmu pengetahuan.
Baca juga: Laka Maut Bus Pariwisata di Kota Batu
Rencana Lokakarya untuk Pemberdayaan Perempuan
Fatma berencana menggunakan hibah yang diterima untuk menyelenggarakan lokakarya yang bakal melibatkan banyak pihak, mulai dari akademisi, pemerintah, hingga masyarakat. Lokakarya ini bakal fokus untuk meningkatkan kapasitas perempuan dalam ilmu pengetahuan dan memberi mereka alat untuk berpengaruh dalam pengambilan kebijakan. Fatma juga bakal bekerjasama dengan berbagai organisasi internasional seperti Organization for Women in Science for the Developing World (OWSD), yang juga didukung penuh oleh ITS sebagai host institution OWSD Indonesia. Ini semua dilakukan untuk mendukung pemberdayaan perempuan di bidang sains di Indonesia.
Baca juga: Dinkes Kabupaten Malang Ingatkan Warga Waspada Virus HMPV
Sejalan dengan Tujuan SDGs dan Kesetaraan Gender
Proyek yang diusung Fatma ini sejalan banget dengan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDGs nomor 5 yang berbicara tentang kesetaraan gender. Dengan mendorong perempuan untuk lebih aktif dalam kebijakan berbasis sains. Fatma ingin berkontribusi dalam menghapuskan ketimpangan gender dan meningkatkan peran perempuan dalam pembangunan yang berkelanjutan. Ini adalah langkah besar untuk membuat dunia lebih adil dan setara.
Fatma percaya bahwa perempuan Indonesia harus lebih sadar kalau mereka gak cuma jadi objek penelitian. Tapi juga punya peran penting dalam pengambilan kebijakan berbasis ilmu pengetahuan.
“Perempuan harus sadar bahwa mereka adalah bagian dari kebijakan ilmu pengetahuan, bukan sekadar objek penelitian,” tegasnya.
Kolaborasi Lintas Sektor untuk Dampak yang Lebih Besar
Fatma juga percaya banget kalau kolaborasi antara berbagai sektor sangat penting. Agar dampaknya lebih besar dan berkelanjutan, dia ngajak banyak pihak untuk bersama-sama menciptakan perubahan positif yang luas. Dengan adanya proyek ini, ia berharap banyak perempuan di Indonesia yang terdorong untuk lebih aktif terlibat dalam dunia ilmu pengetahuan dan kebijakan. Inilah saatnya bagi perempuan untuk bangkit dan jadi bagian penting dalam kemajuan sains dan kebijakan di Indonesia! (wahyu/dny)
Baca Artikel Berita Lain dari Suaragong di Google News