Batu, Suara Gong
Dinas Pariwisata Kota Batu bakal melanjutkan proses ekskavasi situs Pendem yang ada di Desa Pendem, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Bahkan terkait anggaran sudah disiapkan sekitar Rp 299 juta untuk pembebasan lahan milik warga sekitar 100 meter persegi.
Kepala Desa Pendem, Tri Wahyuwono Effendi mengatakan bahwa anggaran pembebasan lahan warga terdampak ekskavasi situs pendem akan dianggarkan Pemkot Batu. Total luas lahan yang akan dibebaskan sekitar 100 meter persegi.
“Dari informasi terbaru terkait situs Pendem melalui Disparta telah menganggarkan untuk pembebasan lahan dan sudah dilakukan pemetaan langsung oleh BPN. Kemudian dari pihak keluarga, Pemdes dan Pemkot Batu juga sudah melakukan negosiasi pembebasan lahan tersebut,” ujar Effendi, Senin (06/03/2023).
Dari total luas lahan sekitar 100 meter yang akan dibebaskan tersebut merupakan milik enam ahli waris. Setelah nantinya proses pembebasan lahan selesai, maka proses ekskavasi akan dilanjutkan.
Kepastian tentang pembebasan lahan tersebut dibuktikan dengan kunjungan Pj Wali Kota Batu akhir bulan Februari lalu. Saat melakukan peninjauan Pj Wali Kota menyampaikan bahwa Pemkot Batu akan mensuport penuh.
“Kami berharap ini benar-benar direalisasikan tahun ini. Sehingga Desa Pendem memiliki destinasi cagar budaya yang bersejarah,” harapnya. Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu, Arief As Siddiq mengatakan, pembebasan lahan di area situs Pendem masih berproses karena terdapat aturan dan ketentuan yang harus dilalui. Pihaknya telah menyiapkan anggaran sekitar Rp 299 juta.
“Proses pembebasan akan bekerjasama dengan aparat penegak hukum sebagai pendamping. Nantinya akan ada proses appraisal untuk menentukan taksiran harga, pihak keluarga juga sudah satu suara untuk segera dilakukan pembebasan lahan tersebut,” terangnya.
Pembebasan lahan penting dilakukan sebagai proses kepemilikan legalitas aset Pemkot Batu. Sebelumnya, pada 2022 lalu, Pemkot Batu masih melakukan proses kajian terkait konsep pengembangan dari situs Pendem.
“Nanti setelah tuntas pembebasan lahan maka dilakukan pemberdayaan untuk edukasi, untuk wisata, dengan tetap fokus menjaga kelestarian, termasuk ekskavasi lanjutan,” katanya. Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai mengatakan, penemuan situs tersebut sangat menarik. Dengan adanya penemuan itu, turut menambah keberagaman yang ada di Kota Batu.
“Kota Batu merupakan kota kecil dengan potensi yang sangat lengkap. Mari bersama-sama mengenal, menjaga dan melestarikan temuan situs ini. Yang nantinya diharapkan dapat menjadi bagian dari sarana edukasi pendidikan sejarah Kota Batu,” pesannya.
Berdasarkan hasil ekskavasi yang telah dilakukan sebelumnya, tim Arkeolog berhasil menemukan sumuran ditengah-tengah situs tersebut. Sumuran itu berbentuk segi empat berukuran 210 cm x 210 cm.
Dengan adanya temuan itu, menandakan jika situs tersebut benar-benar merupakan bangunan candi. Diduga merupakan peninggalan dari kerajaan Mataram Kuno abad 9. Hal itu dapat dilihat berdasarkan struktur batu bata yang tebal dan letaknya berdekatan dengan prasasti Sangguran. (mf/man)