suaragong.com- Lebih dari 1.000 siswa terdampak gelombang keracunan gas sejak November. Dampak yang diderita oleh mereka yaitu masalah pernapasan, mual, pusing, dan kelelahan. Dilansir dari kompas.com, warga Iran banyak yang menduga bahwa serangan gas beracun yang telah terjadi beberapa kali tersebut adalah upaya kesengajaan atau memaksa sekolah perempuan ditutup.
Pasalnya, siswa yang terkena dampak dari musibah ini yaitu puluhan anak perempuan dari 26 sekolah di Iran dan sedang dirawat di rumah sakit saat ini.Gas beracun ini juga diduga oleh beberapa murid dan orang tua telah menyasar para siswi yang mana ikut serta dalam aksi protes anti-pemerintah baru-baru ini.Diteliti oleh BBC Persia bahwa terdapat setidaknya 830 siswa, sebagian besar perempuan pada Minggu (26/2/2023) telah diracuni.
Sementara itu, seorang anggota parlemen mengatakan bahwa jumlahnya 1.200 di Qom dan kota Borujerd pada Selasa (28/2/2023).Beberapa siswa melaporkan bahwa tercium bau jeruk keprok atau ikan busuk sebelum jatih sakit.
Alireza Monadi-Sefidan selaku ketua komite pendidikan parlemen, dikutip dari kompas.com mengatakan bahwa penyelidikan sebelumnya pada Selasa telah menemukan bahwa gas beracun tersebut mengandung nitrogen.Namun dilansir dari kompas.com pula, menteri dalam negeri mengatakan pada Rabu (1/3/2023) bahwa laporan yang menyatakan adanya zat kimia tertentu telah terdeteksi tidak benar. ( yun/man)