SUARAGONG.COM – Indonesia dikonfirmasi sudah mulai memasuki Musim Kemarau, Bahkan pada bulan-Bulan ini Indonesia berada pada Puncak Musim Kemarau. Meskipun begitu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa masih ada potensi terjadinya hujan disejunmlah wilayah Republik Indonesia. Melalui Siaran Persnya, BMKG menjelaskan Hujan tersebut berintensitas Sedang Hingga Lebat disertai petir dan angin kencang. Hujan tersebut dipreduiksikan terjadi hingga awal Agustus mendatang.
Potensi Hujan di Beberapa Wilayah Indonesia
Data Siaran Pers memaparkan beberapa Lokasi yang berpotensi Hujan dalam sepekan kedepan. Peningkatan potensi hujan ini terjadi diwilayah khususnya Tengah hingga Timur.
Mulai dari Aceh, Sumatera Utara, Riau, Bengkulu, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Maluku Utara, NTT, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, Papua Pegunungan, Papua Barat Daya, Papua Selatan,” ungkap Deputi Bidang Meteorologi BMKG di Jakarta, Guswanto, Kamis (25/7) kemarin.
Dari Konfirmasi oleh Guswanto bahwa Potensi Hujan ini dipengaruhi oleh berbagai Faktor. Salah satunya, dipengaruhi oleh aktifnya Gelombang Ekuator Rossby pada Wilayah Tersebut. Dimana memunggkinkan pertumbuhan Awan-Awan Hujan. Selain itu terdapat juga faktor pemanasan skala lokal. Kondisi ini memberikan pengaruh cukup signifikan dalam proses pengangkatan massa udara dari pemukaan bumi ke atmosfer.
Hasil Pemantauan BMKG
Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, juga memberikan update tentang kondisi cuaca di Indonesia. Menurut pemantauan BMKG Manyatakan, tidak berdampak signifikan terhadap peningkatan curah hujan di Indonesia. Hal ini Didapatkan BMKG melalui beberapa indikator cuaca skala global seperti Indian Ocean Dipole (IOD), Southern Oscillation Index (SOI), dan Nino 3.4. Bahkan, fenomena cuaca Madden-Julian Oscillation (MJO) menunjukkan fase netral, yang artinya tidak memengaruhi pembentukan awan hujan di indonesia.
Namun, ada sirkulasi siklonik yang terpantau di Samudra Pasifik sebelah utara Papua. Sirkulasi ini menyebabkan pertemuan dan perlambatan kecepatan angin, atau konvergensi, di wilayah tersebut. Selain itu, daerah konvergensi juga ditemukan di perairan barat Sumatra Utara dan Sulawesi bagian tengah. Sedangkan di Laut Cina Selatan dan Samudra Pasifik sebelah utara Papua, terpantau adanya daerah konfluensi.
Andri juga menjelaskan bahwa kecepatan angin meningkat hingga lebih dari 25 knot di beberapa area seperti Laut Andaman, Samudra Hindia barat daya Banten, dan Laut Arafuru. Peningkatan ini dapat memicu tinggi gelombang di wilayah perairan tersebut.
Selain itu, terdapat juga kondisi labilitas lokal kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal di beberapa daerah seperti Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, NTT, Papua Pegunungan, Papua Tengah, dan Papua Selatan.
“Secara umum, kombinasi fenomena-fenomena cuaca tersebut diprakirakan menimbulkan potensi cuaca signifikan dalam periode 26 Juli – 1 Agustus 2024. Angin kencang juga berpotensi terjadi di wilayah Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua Selatan, Papua Tengah, dan Papua Barat,” terangnya.
Ancaman Musim Kemarau
Meskipun tengah diguyur-guyurnya Hujan dalam sepekan ini, BMKG tetap mengingatkan kepada masyarakat mewaspadai ancaman Musim kemarau. Karena saat ini Indonesia berada di Puncak Musim Kemarau. Dan dari prediksinya, ada kemungkinan indonesia dilanda kemarau berkepanjangan. Maka dari itu, Diharapkan kepada masyarkat untuk menghemat air. Sealin itu, Potensi terjadinya Kebakaran Hutan dan Lahan juga menjadi momok yang menakutkan. Utamanya di wilayah langganan karhutla yaitu di Pulau Sumatra dan Kalimantan yang memilki banyak kawasan gambut.
“Kepada masyarakat, kami imbau untuk menggunakan air dengan bijaksana dan hemat . Selain itu, hindari membuka lahan dengan membakar, terutama pada daerah hutan yang bertanah gambut karena mudah terbakar dan sulit dimatikan,” pungkasnya. (Aye/Sg).