ASUARAGONG.COM – Salah satu provinsi yang menjadi garda depan di beberapa sektor untuk ketahanan nasional. Provinsi Jawa Timur (Jatim), terus menunjukkan keunggulannya sebagai gudang ternak nasional. Walau dahulu sempat menghadapi penurunan populasi sapi akibat wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan Lumpy Skin Disease (LSD). Provinsi ini menyumbang sebesar 62 persen populasi sapi perah nasional dan 28 persen sapi potong. Produksi susu segar mencapai 456.343 ton per tahun (54 persen dari total nasional), sementara produksi daging mencapai 102.711 ton per tahun (20 persen dari total nasional).
Hal ini disampaikan Pj. Gubernur Jatim, Adhy Karyono, dalam pembukaan Rapat Evaluasi Akhir Pengendalian Penyakit Hewan dan Pembangunan Peternakan 2024, yang digelar di Hotel Morazen Surabaya, Kamis (28/11/2024).
Gudang Ternak Nasional: Strategi Pemeliharaan Produktivitas
Untuk mempertahankan posisinya sebagai gudang ternak nasional. Pemprov Jatim mendorong peningkatan produktivitas ternak dengan langkah strategis seperti:
- Pengawasan ketat terhadap pemotongan sapi betina produktif, guna menjaga kelangsungan populasi.
- Penerapan teknologi modern, termasuk inseminasi buatan, transfer embrio, dan inovasi pakan.
- Pengendalian penyakit strategis, terutama vaksinasi PMK, yang telah mencapai 95 persen dari target.
- Penguatan kemitraan peternak dengan lembaga profesional, dengan memfasilitasi akses pembiayaan dan pasar.
- Sertifikasi halal dan higienis, melalui pengelolaan Rumah Potong Hewan (RPH) dan Rumah Potong Unggas (RPU).
“Langkah ini akan memastikan Jawa Timur tetap menjadi pemain utama dalam sektor peternakan nasional,” tegas Adhy.
Tantangan dan Solusi
Meski menghadapi tantangan seperti penyakit strategis, perubahan iklim, dan fluktuasi pasar, sektor peternakan Jatim tetap tangguh. Provinsi ini menyumbang 14,6 persen terhadap perekonomian nasional. Nilai Tukar Petani (NTP) di sektor peternakan tumbuh signifikan sebesar 27,90 persen pada triwulan II 2024, berdasarkan data BPS.
Menanggapi isu terkini, seperti penurunan serapan susu segar oleh industri, pemerintah berkomitmen menjadikan susu sebagai bahan pokok penting (Bapokting). “Kami memastikan industri wajib menyerap susu segar untuk menjaga stabilitas harga dan mencegah gejolak di masa depan,” kata Adhy.
Visi Keberlanjutan
Rapat ini bertujuan menyelaraskan langkah antara pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, serta pemangku kepentingan lainnya untuk membangun sektor peternakan yang lebih berdaya saing dan berkelanjutan.
Dengan sinergi semua pihak, Jawa Timur optimistis dapat mempertahankan posisinya sebagai tulang punggung ketahanan pangan nasional, sekaligus meningkatkan kesejahteraan peternak. (Ay/sg)
Baca Juga : Gaes !!! Bojonegoro Gelar Kontes dan Pameran Ternak 2024