Malang, Suaragong – Sebuah terobosan unik dilakukan Pj. Walikota Malang Wahyu Hidayat saat meresmikan sebuah tempat usaha yang berada di Pasar Terpadu Dinoyo Minggu (24/12). Erat kaitannya dengan inflasi, Wahyu lantas menggagas tempat usaha itu dengan nama warung tekan inflasi mbois Ilakes.
Dilansir dari Prokopim Sekda Kota Malang, Wahyu hadir didampingi Sekretaris Daerah, Kepala perangkat daerah terkait serta TPID Kota Malang, Wahyu mengatakan tujuan utama dari diresmikannya warung ini sesuai dengan namanya yaitu ikut berperan mengendalikan inflasi. Selain itu, dibagian akhir ditambah dengan kata Mbois Ilakes yang merujuk pada slogan di bawah Kepemimpinannya.
Wahyu lantas menambahkan pemberian nama ini merupakan upayanya menguatkan pengendalian inflasi di masyarakat. Dirinya berharap keberadaan warung tekan inflasi mbois Ilakes di pasar terpadu Dinoyo, pasar blimbing dan pasar besar ini dapat menjadi “jujugan” konsumen yang ingin berbelanja bahan kebutuhan pokok.
“Dari namanya ini sudah terdengar unik, warung yang namanya panjang, warung tekan inflasi mbois Ilakes. Tentu semangatnya adalah bagaimana warung ini nantinya ikut membantu dalam mengendalikan inflasi, ditambah lagi dengan Mbois Ilakes yang merupakan singkatan dari mandiri, berbudaya, optimis, indah, sejahtera, inovatif, lestari, adaptif, kolaborasi, efisien dan sinergi, “.
“Kita berupaya bagaimana langkah mengendalikan inflasi ini bisa sampai pada masyarakat, salah satunya tentu melalui warung ini. Harus berani tampil beda sehingga harapannya nanti dapat menarik konsumen yang membutuhkan bahan pokok dengan harga yang terjangkau,” jelas Wahyu.
Orang nomor satu di Pemkot Malang ini juga mengatakan, kehadiran warung di tiga pasar ini sebagai bentuk intervensi serta menciptakan stabilitas harga sesuai dengan daya beli masyarakat, terlebih dengan tren harga bahan kebutuhan pokok yang mengalami kenaikan jelang nataru ini.
“Kembali ke tujuannya, bahwa kehadiran warung ini kan untuk membantu pemerataan pengendalian inflasi sampai di tingkat masyarakat, maka nanti dalam menjual bahan kebutuhan pokok, harga nya sebisa mungkin sesuai dengan kemampuan daya beli masyarakat, apalagi menghadapi nataru ini mulai ada kenaikan harga, ini sebagai langkah antisipasi,” terang Wahyu.
” Komoditi yang dijual tentu sembako, beras, cabe, telor, gula, minyak goreng. Sebagai contoh cabe rawit harga normal 70 ribu per kilogram disini dijual 45 ribu per kilogram. Demikian juga dengan beras dijual di kisaran harga 40-51 ribu per 5 kilogram, telur di harga 17 ribu serta minyak goreng 1,8 liter di harga 21 ribu, ” jelasnya.
“Dan tentu, kita kan punya acuan, selain harga eceran tertinggi (HET), bisa juga menggunakan refrensi dari Siskaperbapo Kota Malang, yang jelas kami akan berupaya untuk menjaga stabilitas sampai akhir tahun nanti,” pungkasnya. (*/red/man)