Malang, Suara Gong
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang tidak pernah berhenti memperkenalkan potensi desanya. Melalui program Jelajah Desa Wisata Malang Makmur yang di-launching pada Kamis (23/2/2023) lalu di Desa Ketindan, itu membuat beberapa problematika sedikit terpecahkan.
“Setelah kami datangi satu persatu Desa Wisata di Kabupaten Malang, ternyata banyak pengelola desa wisata yang belum sadar wisata,” kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudyaan (Disparbud) Kabupaten Malang Purwoto saat ditemui wartawan Memo X di Pendopo Agung Kabupaten Malang beberapa waktu lalu.
Misalnya, belum tahu cara menyambut tamu yang bisa membuat tamu merasa betah, tidak kratif dalam membangun homestay, atau menambah wahan baru.
Sehingga hal tersebut menjadi pekerjaan rumah (PR) Pemkab Malang untuk terus melakukan pendampingan, sosialisasi, dan pembinaan. Purwoto melanjutkan, tercatat ada 83 desa wisata se Kabupaten Malang.
3 diantaranya masuk desa wisata mandiri, 18 diantaranya berkembang. Sisanya rintisan. Artinya, masih cukup berat PR yang harus dikerjakan Pemkab Malang. Problematikanya sebenarnya di kesadaran masyarakat. Jika masyatakat sadar seperti di Kota Batu semisal, maka desa wisata pasti akan maju.
“Kenapa di Kota Batu itu keren, karena masyarakatnya sadar kalau desanya menjadi desa wisata.
Di Kabupaten Malang belum,” tegasnya.Maka dengan itu, Purwoto berharap melalui kelompok sadar wisata (Pokdarwis) di setiap desa bisa mengajak masyarakat untuk sama-sama sadar terhadap potensi desa.
Sebab, di Kabupaten Malang yang tergolong desa wisata mandiri hanya ada 3 lokasi. yakni di Desa Gubugklakah, Pujon Kidul dan Desa Sanankerto.“Sisanya masih berkembang, dan maju,” tutupnya. (nif/man)