Gaes !!! Zimbabwe Izinkan Pembantaian Gajah untuk Atasi Kelaparan
Share

SUARAGONG.COM – Zimbabwe baru-baru ini memicu kontroversi dengan keputusan pemerintah yang mengizinkan pembantaian massal gajah. Hal ini demi mengatasi kelaparan akut yang melanda negara tersebut. Kebijakan ini diambil sebagai respons terhadap kekeringan parah yang telah mengancam kehidupan. Dan Hampir separuh populasi Zimbabwe. Menurut Tinashe Farawo, Juru Bicara Otoritas Taman dan Margasatwa Zimbabwe. Ia mnekankan bahwa pemusnahan ini menargetkan 200 gajah. Langkah tersebut bertujuan untuk mengurangi tekanan pada sumber daya yang menipis akibat populasi gajah yang berlebih.
Zimbabwe Berikan Izin Pembantaian Massal Gajah
Zimbabwe adalah rumah bagi lebih dari 84.000 gajah. Hampir dua kali lipat dari kapasitas yang bisa ditampung oleh hutan-hutan negara itu, yaitu 45.000 gajah. Dengan populasi ini, Zimbabwe memiliki populasi gajah terbesar kedua di dunia. di belakang Botswana. Kondisi ini memicu konflik antara manusia dan satwa liar. Karena gajah sering kali keluar dari habitat mereka untuk mencari makanan dan air, yang semakin terbatas.
Alasan di Balik Kebijakan Kontroversial
Pada pekan lalu, Menteri Lingkungan Hidup Zimbabwe, Sithembiso Nyoni, mengungkapkan kepada parlemen. Bahwa di negaranya tersebut memiliki populasi gajah yang jauh melebihi kapasitas ekosistem hutan. “Zimbabwe memiliki lebih banyak gajah daripada yang kita butuhkan dan lebih banyak gajah daripada yang dapat ditampung oleh hutan kita,” ungkap Nyoni. Ia menjelaskan bahwa kekurangan sumber daya untuk memberi makan populasi gajah yang terus bertambah telah menyebabkan meningkatnya konflik antara manusia dan satwa liar. Terutama di wilayah pedesaan.
Pemerintah Zimbabwe melihat pemusnahan gajah sebagai solusi untuk dua masalah besar. Yaitu overpopulasi gajah yang menyebabkan kerusakan ekosistem dan krisis pangan yang semakin parah akibat kekeringan. Nyoni menambahkan bahwa pihaknya sedang berkoordinasi dengan Otoritas Taman dan Margasatwa Zimbabwe (Zim Parks). Untuk mendistribusikan daging gajah kepada masyarakat yang membutuhkan protein.
“Kami sedang berdiskusi dengan Zim Parks dan beberapa komunitas untuk melakukan apa yang telah dilakukan Namibia. Kami akan menghitung jumlah gajah, memobilisasi perempuan untuk mengeringkan daging dan mengemasnya, memastikan bahwa daging tersebut sampai ke masyarakat yang membutuhkan protein tersebut,” kata Nyoni.
Pembantaian Gajah Zimbabwe: Solusi atau Masalah Baru?
Zimbabwe bukan satu-satunya negara yang mengambil langkah drastis seperti ini. Namibia baru-baru ini juga memutuskan untuk memusnahkan 700 hewan liar, termasuk gajah, guna mengatasi kerawanan pangan yang dipicu oleh kekeringan. Hingga saat ini, lebih dari 150 hewan telah dibantai di Namibia, dengan lebih dari 125.000 pon daging didistribusikan kepada masyarakat yang terdampak.
Meskipun kebijakan ini mendapat dukungan dari pihak pemerintah, ahli biologi konservasi dan konsultan sumber daya alam, Keith Lindsay, menyatakan kekhawatirannya. Ia menganggap langkah ini bisa membuka jalan bagi permintaan daging satwa liar secara berkelanjutan, yang dalam jangka panjang justru tidak akan membawa solusi bagi masalah pangan. Lindsay menegaskan bahwa eksploitasi satwa liar untuk memenuhi kebutuhan pangan bisa menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem yang lebih besar.
Namun, Tinashe Farawo membantah anggapan tersebut. Ia menegaskan bahwa keputusan Zimbabwe untuk memusnahkan gajah, yang merupakan yang pertama sejak 1988, diambil sebagai langkah untuk mengurangi konflik antara gajah dan manusia, terutama setelah sejumlah serangan gajah terhadap manusia. Farawo juga menambahkan bahwa pihak berwenang sedang menyelesaikan dokumen yang diperlukan agar rencana pemusnahan ini bisa segera dilaksanakan.
Tantangan yang Dihadapi Zimbabwe
Zimbabwe, bersama Namibia dan negara-negara di Afrika bagian selatan lainnya, mengalami kekeringan parah akibat fenomena El Niño yang memperburuk kondisi curah hujan di wilayah tersebut. Selain El Niño, perubahan iklim juga berkontribusi pada semakin seringnya kekeringan di kawasan tersebut, membuat populasi manusia dan satwa liar sama-sama terancam.
Kebijakan kontroversial Zimbabwe ini membuka perdebatan global tentang cara mengelola populasi satwa liar dan dampak lingkungan terhadap kebutuhan manusia. Meski pemusnahan massal gajah dapat memberikan solusi jangka pendek bagi krisis pangan, dampak jangka panjang terhadap ekosistem masih diperdebatkan oleh para ahli. (Aye/Sg)
Baca Juga : Gaes !!! Ini dia 10 Negara yang Gemar Konsumsi Mie Instan