SUARAGONG.COM – Kalau kamu pernah mengikuti tes Love language, mungkin kamu sudah akrab dengan konsep love language.
Diciptakan oleh Gary Chapman, seorang konselor pernikahan dan pendeta Baptis, konsep ini berteori bahwa orang mengekspresikan dan menerima cinta melalui lima love language utama: quality time, words of affirmation, gift giving, physical touch, dan acts of service.
Tentu saja, cinta terlalu kompleks untuk dimasukkan ke dalam lima kategori sederhana, tetapi banyak pasangan menemukan kerangka bahasa cinta ini sebagai alat yang berguna.
Menurut Jean Fitzpatrick LP, terapis hubungan berlisensi di New York City, konsep love language dapat membantu pasangan mengekspresikan dan mendiskusikan kebutuhan mereka.
“Meskipun tidak banyak dukungan empiris untuk kerangka bahasa cinta, konsep ini membantu pasangan karena membuka cara baru untuk memberi dan menerima cinta,” katanya kepada TODAY.com.
Sementara pasangan dengan love language yang berbeda terkadang merasa ada “ketidaksesuaian” dalam cara mereka menunjukkan kasih sayang, Fitzpatrick mendorong untuk tetap berpikiran terbuka dan mengeksplorasi perspektif satu sama lain.
“Sering kali, ketika pasangan merasa tidak dicintai dalam hubungan, mereka mungkin tidak menyadari bahwa masalahnya bukan kurangnya cinta, tetapi cara berbeda dalam mengekspresikannya,” jelasnya.
Orang yang menempatkan quality time sebagai love language utamanya merasa paling dicintai dan dihargai ketika mereka menghabiskan waktu satu lawan satu dengan pasangan mereka.
Inilah semua yang perlu kamu ketahui tentang cara memprioritaskan quality time dalam hubungan kalian, apakah itu love language utama kamu atau pasangan kamu.
Memahami Quality Time
Love language ini mungkin terdengar seperti konsep yang sederhana, tetapi sebenarnya membutuhkan usaha yang sadar.
“Quality time terjadi ketika pasangan memberikan perhatian penuh pada satu sama lain,” kata Fitzpatrick.
“Mereka benar-benar hadir untuk satu sama lain dan terlibat secara aktif. Semua perangkat disingkirkan, dan fokusnya adalah mendengarkan serta melakukan kontak mata.”
Penting untuk dicatat bahwa quality time tidak boleh disamakan dengan sekadar berada di ruangan yang sama. Bahkan ketika banyak pasangan terjebak di rumah selama lockdown pandemi, Fitzpatrick mengingat beberapa pasiennya masih bertengkar mengenai waktu yang dihabiskan bersama.
Menurut Fitzpatrick, love language ini bermakna membutuhkan keintiman, niat, dan usaha dari kedua belah pihak.
“Salah satu cara untuk memikirkannya adalah bahwa semua pasangan perlu melihat ke arah yang sama sebagian besar waktu. Mereka membutuhkan tujuan bersama, tetapi mereka juga perlu saling memperhatikan,” jelasnya.
Baca juga : 3 Love Languages yang Bikin Gemini Luluh
Cara Mengatur Quality Time dengan Pasangan
Mengatur waktu luang di tengah jadwal yang padat bisa menjadi tantangan, terutama ketika harus menyeimbangkan pekerjaan dan tanggung jawab keluarga.
“Penting untuk menyadari bahwa segala sesuatu dalam budaya kita bekerja melawan quality time,” kata Fitzpatrick. “Orang-orang bekerja berjam-jam, orang tua muda memiliki sedikit dukungan, dan sosial media menjadi magnet.”
Ketika kebutuhan kamu akan quality time tidak terpenuhi, kamu mungkin mulai merasa jauh dari pasangan, meskipun mereka mencoba menunjukkan cinta dengan cara lain. Jika kamu dan pasangan memiliki love language yang berbeda, komunikasi dan empati adalah kunci untuk mengatasi potensi ketegangan.
“Alih-alih terjebak dalam kekecewaan, pasangan bisa menemukan jalan ke depan dengan belajar berbicara dalam love language masing-masing dan mendengarkan serta memahami love language satu sama lain,” kata Fitzpatrick, mencatat bahwa memenuhi kebutuhan masing-masing membutuhkan usaha dari kedua belah pihak.
Baca juga : 4 Tipe Stress Language
Cara Memprioritaskan Quality Time
Menghabiskan quality time dengan pasangan adalah cara yang pasti untuk memperkuat ikatan, dan quality time bisa sesederhana duduk bersama untuk berbicara secara mendalam.
Fitzpatrick merekomendasikan untuk memberi ruang yang cukup untuk koneksi satu lawan satu.
“Memiliki kehidupan sosial itu bagus, tetapi pasangan kamu perlu merasa bahwa mereka adalah prioritas utama. Jadi, buatlah komitmen untuk merencanakan kencan yang membuat mereka merasa menjadi prioritas,” ujarnya.
Jika kamu merasa pasangan kamu tidak sepenuhnya memenuhi kebutuhan love language kamu atau sebaliknya, komunikasi adalah kuncinya.
“Daripada mengambilnya secara pribadi, jika kamu tidak mendapatkan quality time yang kamu inginkan, coba anggap itu sebagai proyek bersama untuk meningkatkan hubungan kamu,” tutup Fitzpatrick. (acs)