Pada fase ini, emosi dan pikiran kerap kali bercampur aduk, menyebabkan seseorang terus-menerus mempertanyakan diri sendiri, pilihan karier, serta identitasnya. Mereka mungkin merasa terjebak dalam dilema dan sering kali kehilangan arah dalam menjalani kehidupan.
Tanda-tanda Quarter Life Crisis
Kebingungan tentang Arah Hidup
Orang yang mengalami permasalahan ini sering kali merasa bingung mengenai langkah apa yang harus diambil dalam hidupnya. Mereka merenung tentang tujuan hidup yang sebenarnya dan berusaha menemukan makna di tengah ketidakpastian.
Kurangnya Motivasi
Motivasi adalah kunci untuk menjalani kehidupan dengan semangat. Sayangnya, individu yang tengah menghadapi krisis ini sering kali kehilangan dorongan untuk bertindak, yang mengakibatkan perasaan hampa dan tak berarti.
Kesulitan Mengambil Keputusan
Dalam hidup, pengambilan keputusan adalah hal penting yang menentukan arah masa depan. Namun, mereka yang berada di tengah quarter life crisis cenderung mengalami kebimbangan yang luar biasa dalam membuat keputusan, karena takut akan dampaknya terhadap kehidupan jangka panjang.
Baca juga : Work Life Balance, Seberapa Pentingkah?
Cara Mengatasi Quarter Life Crisis
Untuk menghadapi dan mengatasi quarter life crisis, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan:
Penerimaan diri adalah langkah awal menuju ketenangan. Pahami bahwa setiap orang memiliki jalannya masing-masing, dan tidak ada gunanya membandingkan diri dengan orang lain.
Lingkungan yang penuh energi negatif hanya akan memperburuk krisis. Cobalah mengelilingi diri dengan orang-orang yang mendukung dan memotivasi Anda untuk tumbuh.
Melatih rasa syukur dapat membawa ketenangan batin dan membantu fokus pada hal-hal positif yang sudah dimiliki, daripada memikirkan apa yang belum tercapai.
Terlalu fokus pada masa lalu atau terlalu cemas tentang masa depan hanya akan membuat Anda terjebak dalam kecemasan. Hidup di masa kini, dengan melakukan yang terbaik saat ini, adalah kunci untuk meraih masa depan yang lebih baik.
Dengan langkah-langkah ini, quarter life crisis bukan lagi sebuah krisis yang menakutkan, melainkan kesempatan untuk refleksi diri dan pertumbuhan menuju kedewasaan yang lebih baik. (acs)