SUARAGONG.COM – Banjir yang melanda wilayah Jombang, terutama areal persawahan, memberikan dampak yang cukup besar bagi petani. Menurut data dari Dinas Pertanian (Disperta) Jombang, sedikitnya 521 hektare tanaman padi mengalami gagal panen atau puso akibat terendam banjir berhari-hari. Kepala Dinas Pertanian Jombang, M. Rony, mengungkapkan bahwa berdasarkan laporan dari 16 hingga 31 Januari 2025, sekitar 251 hektare padi yang terdampak banjir mengalami kerusakan total.
“Paling luas di Kecamatan Kesamben, mencapai 228 hektare, menyebar di empat desa,” ungkap Rony.
Banjir yang datang sejak awal tahun ini membuat banyak tanaman padi yang masih berumur dua minggu mati, karena terendam air dalam waktu yang cukup lama. Kecamatan Kesamben, Peterongan, Megaluh, dan Tembelang menjadi wilayah yang terdampak cukup parah, dengan banyak petani yang harus menghadapi kenyataan pahit setelah usaha mereka hancur akibat bencana ini.
Baca juga: Desakan DPRD Jombang: Pemkab Harus Lindungi Petani dari Risiko Banjir
Petani Jombang Tak Dapat Bantuan untuk Tanam Ulang
Meski banjir sudah surut, sebagian besar petani di Kecamatan Kesamben dan sekitarnya terpaksa memulai tanam ulang. Namun, tantangan besar menanti mereka. Salah satunya Hari Purnomo, seorang petani di Desa Kedungbetik, mengungkapkan kesulitan yang mereka hadapi.
“Kami kesulitan mencari bibit dan kondisi air yang kering membuat kami sulit untuk melakukan pembibitan,” kata Hari.
Selain itu, ia mengeluhkan tidak adanya bantuan dari pemerintah meski tanaman padi mereka mati terendam banjir.
“Sudah sejak 2012, saya tidak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah. Jika ada bantuan, saya pasti sudah menerimanya, karena sawah saya juga terendam,” tambahnya.
Hari juga menyebutkan bahwa normalisasi sungai yang menjadi penyebab banjir pun dilakukan secara swadaya oleh petani dan masyarakat setempat. Seperti pembersihan di Desa Gongseng dan Kedungsari.
Pemerintah Janji Beri Bantuan
Terkait keluhan petani, Kepala Dinas Pertanian Jombang, M. Rony, menjelaskan bahwa pemerintah memang memiliki program bantuan bagi petani yang terdampak banjir, seperti pemberian bibit padi. Namun, ia menegaskan bahwa bantuan tersebut harus melalui beberapa tahapan pengadaan terlebih dahulu.
“Setelah ini, kami segera melakukan pengadaan barang untuk menyiapkan bantuan bibit,” ujar Rony.
Selain itu, Rony juga menyampaikan bahwa pemerintah desa bisa menggunakan dana desa untuk memberikan bantuan kepada petani yang tanaman padinya mati terendam banjir.
“Kami akan segera menerjunkan tim untuk melakukan pendataan dan evaluasi,” lanjutnya.
Meski demikian, banyak petani yang berharap adanya langkah cepat dan tepat dari pemerintah agar kerugian mereka bisa segera teratasi, dan mereka bisa kembali bertani dengan tenang. Namun, kesulitan yang mereka hadapi, ditambah dengan kurangnya bantuan yang diterima, membuat sebagian petani merasa kesulitan untuk bangkit dari bencana ini. (rfr)
Baca Berita Terupdate lainnya melalui google news
Comments 1