Probolinggo, Suara Gong. Parpol peserta pemilu 2024 di Kota Probolinggo, mulai hitung-hitungan peta politik. Masih seperti lima tahun lalu, para politisi menganggap, dapil Kanigaran dan Mayangan sebagai “zona neraka” di ajang pemilihan calon legislatif (caleg)
Di dua dapil tersebut, ratusan caleg bakal berebut enam belas kursi DPRD Kota Probolinggo masa jabatan 2024-2029. Seperti kita ketahui, dalam pileg kali ini, area perebutan suara dari sebelumnya tiga dapil berubah menjadi lima dapil.
Dapil satu Kanigaran, dapil dua Mayangan, dapil tiga Wonoasih, dapil empat Kedopok, dan dapil lima Kademangan. Untuk komposisi kuota kursi legislatif juga berubah. Dapil satu, dan dua, masing-masing delapan kursi, dapil tiga, empat kursi, dapil empat, dan lima, masing-masing lima kursi.
Baca Juga : Gaes !!! Ingin Manjakan Wisatawan, Pemkab Malang Akan Bangun Hotel di Balekambang dan Ngliyep
Dapil satu dan dua dinilai sebagai “zona neraka” karena banyak incumbent dengan basis dukungan masa kultural kembali turun gelanggang. Di dapil dua Mayangan, ada Syaifuddin (PKB), Agus Riyanto dan Suprianto (PDIP), Abdus Syukur (Golkar), Tri Admojo Adib Susilo (PKS), dan Zainul Fathoni (PPP).
Sedangkan di dapil satu Kanigaran, ada Eko Purwanto dan Mokhamad Jalal (PKB), Heri Poniman (Gerindra), Mukhlas Kurniawan (Golkar). Selanjutnya Sibro Malisi (NasDem), Hj. Sri Wahyuningsih (Demokrat), Saiful Rohman (PKS), dan David Rosidy (PPP).
“Karena itu, siapa pun caleg yang maju di dapil satu dan dua harus bertarung habis-habisan jika ingin mendulang suara banyak demi mendapatkan kursi,” ujar David Rosidy, Senin (21/08/2023).
Di dapil satu Kanigaran, papar politisi PPP itu, jumlah kursi diperebutkan awalnya 12 tinggal delapan kursi saja. Sementara incumbent bertarung jumlahnya juga delapan orang. Rinciannya PKB dua caleg, dan Golkar satu caleg. Selanjutnya Gerindra satu caleg, NasDem satu caleg, Demokrat satu caleg, PKS satu caleg, dan PPP satu caleg.
Lain hal pernyataan Abdus Syukur. Meski tak menepis sengitnya pertarungan di dapil dua Mayangan, caleg Partai Golkar, ini tetap tenang menyikapi dialektika politik. “Ini era demokrasi, biarkan masyarakat memilih. Saya berserah diri pada keputusan masyarakat. Saya bekerja, biarkan hasil yang menentukan,” tuturnya.
Politisi sebelumnya karyawan PT Bukaka milik Jusuf Kalla, ini, juga tenang meski di dapilnya disebut-sebut bakal bermunculan caleg potensial (pada edisi lain, suaragong.com akan menurunkan tulisan caleg potensia red).
“Semuanya kader terbaik, tujuannya untuk membangun Kota Probolinggo. Insya’ Allah, nanti kita bisa lebih banyak berbuat untuk kepentingan rakyat,” pungkas Abdus Syukur. (hud/eko)