Malang, Suara Gong. Gelaran check sound pada perayaan HUT RI ke 78, pada Senin (21/8/2023) lalu, di Dusun Druju, Desa Tlogorejo, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang, membuat maling leluasa menjarah rumah warga.
Adalah rumah Roni (37) penduduk desa setempat yang menjadi sasaran pelaku. Akibat peristiwa itu, korban menderita kerugian materi hampir Rp 20 juta.
Ironisnya, rumah korban tepat berada di depan lokasi berlangsungnya acara check sound. Dan Menurut Roni, peristiwa terjadi diperkirakan pukul 18:30 WIB.
Baca Juga : Gaes !!! Caleg di Kota Probolinggo anggap Kanigaran dan Mayangan “Dapil Neraka”
Sedangkan rincian harta benda dibawa kabur maling, yakni satu ekor burung jenis Murai Medan seharga Rp3 juta, Playstation II seharga Rp300 ribu. Lalu Playstation III seharga Rp1 juta, tiga helai kain sarung jenis lamiri dan satu sarung jenis BHS masing-masing seharga Rp1 juta. Untuk uang tunai sebesar Rp 700 ribu dan pusaka jenis ‘Siongan Koros’ terletak dekat tumpukan pakaian di dalam lemari turut digondol pencuri.
“Selain barang-barang berharga ada juga pusaka peninggalan dari nenek moyang. Pusaka jenis ‘Siongan Koros(Lele Kurus… Red) itu sudah ditawar Rp 10 juta.Tetapi pusaka itu sampai kapanpun tidak saya jual, karena pusaka itu merupakan warisan dari nenek moyang yang harus kita rawat,” ungkap pria yang juga tercatat sebagai guru ngaji di Ponpes Ma’wattaibin, di Desa Banjarejo ini, Selasa(22/8/2023).
Masih kata Roni, sebelum acara check sound dimulai, dia pergi menjemput istrinya di rumah orang tuanya di Desa Kanigoro Pagelaran. “Rumah itu sebenarnya tidak kosong, disitu ada adik. Mungkin karena adik asyik melihat check sound di depan rumah sehingga kesempatan itu dimanfaatkan oleh kawanan pencuri dengan cara membobol pintu dapur,” terangnya.
Pelaku diketahui masuk melalui pintu dapur langsung masuk kamar dan mengacak-acak isi lemari. “Yang sangat saya sayangkan, dalam acara seramai ini kok tidak ada pengamanan maksimal dari aparat. Saya sengaja tidak lapor polisi, kalau bisa kejadian ini kita selesaikan secara kekeluargaan saja. Artinya barang-barang yang terlanjur mereka curi itu dikembalikan,” pinta Roni.
Yang dia sayangkan, hingga siang kemarin belum ada respon dari pamong desa setempat. Kecuali Siari, Ketua Rt 35. Itupun karena masih kerabat. “Mungkin karena minimnya informasi atau karena Pamong Desa masih sibuk dengan persiapan karnaval sehingga belum sempat kroscek ke lokasi kejadian,” tandasnya.
“Saya tidak menuduh termasuk curiga, siapa pelaku pencurian itu. Hanya saja, saya berharap adanya perhatian dari aparat Pemerintah Desa Tlogorejo khususnya, agar kejadian seperti ini tidak kembali terulang,” tutup Roni. (sur/eko).