Probolinggo, Suara Gong. Masih ingat dengan agenda tahunan Cokro Fair ?. Setelah puluhan tahun tak pernah digelar, festival jajanan, produk UMKM, dan seni/budaya itu pun kembali dihidupkan oleh Wali Kota Probolinggo, Hadi Zainal Abidin.
Dulu, tahun 90an, Cokro Fair, biasanya digelar selama sepekan. Lokasinya di sepanjang JL Cokroaminoto, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo.
Baca Juga : Gaes !!! Siswi Asal Lawang Di Dekap, Dipukul dan Diambil Hartanya di Pasuruan, Duh Teganya
Masih mengambil tema sesuai nama jalan. Cokro Fair 2023, akan digelar sehari pada Minggu 27 Agustus, mendatang. Festival itu pun diharapkan mampu menjadi motor penggerak perekonomian rakyat.
Beragam tanggapan kembalinya Cokro Fair 2023, dari masyarakat dan anggota DPRD pun datang. Seperti Anggota Komisi II, Zainul Fathoni, misalnya. Dia menyebut, ada beberapa catatan penting yang ia cermati.
Antara lain, meminta festival itu dimaksimalkan untuk pedagang lokal alias asli warga Kota Probolinggo. “Sehingga dampak perputaran uang dan roda perekonomian masyarakat bisa maksimal dan benar-benar tepat sasaran,” ujar Politisi PPP ini, saat dihubungi melalui telepon, Jumat (25/08/2023).
Pihaknya tak ingin, ada pedagang atau pelaku UMKM dari luar daerah yang turut andil. “Karena kalau dari luar daerah, uangnya akan dibawa pulang juga, tidak berputar di sini,” katanya.
Sejauh ini, pihaknya mendukung penuh segala macam event yang bertujuan untuk mendongkrak perekonomian masyarakat. Seperti salah satunya, festival Cokro Fair 2023.
Rencananya, Cokro Fair, bakal digelar dari pukul 16.00 WIB sampai pukul 22.00 WIB. Lokasinya, berada di sepanjang Jalan Cokroaminoto. Atau dari bundaran Gladak serang sampai utara, pertigaan Loji.
Catatan lain yang disampaikan Fathoni, adalah rekayasa lalu lintas. Sebab lahan digunakan termasuk jalur terpadat atau akses protokol tersibuk di Kota Probolinggo.
“Rekayasa lalu lintas harus disiarkan secara massif. Agar masyarakat yang biasanya melintas di sana, bisa menentukan jalur alternatif lainnya dan tidak terjebak kemacetan,” lanjutnya.
Pesan lainnya soal pengamanan selama festival berlangsung. Fathoni meminta personil keamanan, mulai dari Satpol PP, Dishub, TNI dan Polri, dipertebal. Tujuannya, mengantisipasi aksi kriminal.
Seperti pencurian motor, sampai copet. “Jangan sampai masyarakat yang ada di festival itu mengalaminya. Seperti beberapa waktu lalu di Alun-alun yang kehilangan motor. Karena itu parkirnya juga harus diatur dengan baik,” tandasnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (DKUP) Kota Probolinggo, Fitriawati mengatakan, ada sekitar 100 pedagang lokal yang biasa berjualan di jalan Cokro, terlibat dalam festival ini.
“Ada stand, yang digunakan untuk kegiatan cokro fair hanya sisi barat saja. Tujuannya untuk memberikan ruang yang leluasa pada pengunjung,” kata Fitri.
Tak hanya cokro fair, dewan juga mengapresiasi aneka festival rakyat yang digelar di kecamatan lain. Sehingga target pergerakan roda perekeonomian rakyat dari sektor dasar, bisa dimaksimalkan. (sty/eko)