Gorontalo, Suara Gong
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Kota Gorontalo sebagai kota dengan inflasi tertinggi pada bulan Oktober 2023, yakni satu persen secara bulanan.
“Inflasi tertinggi terjadi di Kota Gorontalo dengan komoditas penyumbang inflasi, di antaranya cabai rawit dengan andil 0,53 persen, beras 0,20 persen, rokok kretek filter 0,06 persen, tomat 0,05 persen, dan upah asisten rumah tangga dengan andil inflasi 0,04 persen,” ucap Pudji Ismartini Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS.
Sementara itu, kota dengan deflasi terdalam adalah Tual. Kota yang berada di Maluku mencatatkan deflasi sebesar 1,08 persen. Berdasarkan sebarannya,
Baca Juga : Gaes !!! Resmi Jadi Tuan Rumah Piala Dunia 2034, Arab Saudi Akan Bebaskan Penjualan Alkohol
inflasi tertinggi di Sumatra dirasakan Palembang sebesar 0,53 persen dan deflasi di Tanjung Pandan 0,62 persen. Inflasi paling parah di Jawa dialami oleh Sumenep 0,63 persen dan inflasi terendah di Tasikmalaya 0,01 persen.
Palangkaraya menjadi kota dengan inflasi tertinggi di Kalimantan sebesar 0,63 persen secara bulanan. Sementara untuk deflasi di Kalimantan dicatatkan oleh Tarakan sebesar 0,13 persen. Inflasi di Bali dan Nusa Tenggara paling tinggi dialami oleh Kupang sebesar 0,47 persen dan deflasi dialami oleh Bima sebesar 0,11 persen.
Sedangkan inflasi di wilayah Maluku dan Papua dialami oleh Sorong sebesar 0,74 persen dan deflasi dialami oleh Tual sebesar 1,08 persen.
BPS mencatatkan dari 90 kota indkes harga konsumen, 69 diantaranya mengalami inflasi secara mtm. Bahkan, inflasi di 42 kota IHK lebih tinggi ketimbang rekor nasional.Pudji juga mengatakan inflasi tahunan pada Oktober 2023 sebesar 2,56 persen. Sedangkan inflasi bulanan teralisasi sebesar 0,17 persen.
“Komoditas penyumbang inflasi terbesar secara bulanan adalah transportasi dengan inflasi 0,55 persen dan andil 0,07 persen. Di tingkat komoditas, penyumbang inflasi month to month terbesar adalah beras dengan andil inflasi 0,06 persen, bensin 0,04 persen, cabai rawit 0,03 persen, dan tarif angkutan udara 0,02 persen,” lanjut Pudji. (riz/man)