SUARAGONG.COM – Menteri Kesehatan (Menkes) Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, secara resmi meluncurkan integrasi fitur Diari Diabetes Digital (3D) dari aplikasi Primaku ke aplikasi SatuSehat Mobile. Bertempatan di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta, pada Minggu (24/11) lalu. Langkah ini diharapkan menjadi titik awal yang signifikan dalam peningkatan kualitas pelayanan kesehatan bagi anak-anak penderita diabetes di Indonesia.
Integrasi fitur Diari Diabetes Digital (3D) dari aplikasi Primaku ke aplikasi SatuSehat Mobile
Menkes Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bahwa salah satu tantangan terbesar dalam penanganan diabetes anak adalah keterbatasan data yang terorganisir dengan baik. “Masalah kita itu, teridentifikasinya enggak rapi dan gak bagus. Walaupun ada, enggak masuk ke sistem jadi kita enggak bisa follow up dan enggak tahu berapa banyak,” ujar Menkes. Menurut data yang diterima, saat ini ada sekitar 170.000 pengukuran dari 883.000 pasien yang tercatat melalui aplikasi Primaku. Data ini kini dapat dimonitor dengan lebih baik melalui integrasi dengan SatuSehat.
Dengan adanya fitur Diari Diabetes Digital (3D) yang terintegrasi, pemantauan kasus diabetes pada anak dan remaja dapat dilakukan lebih cepat dan lebih efektif. Di mana harapannya bisa menurunkan angka kematian akibat keterlambatan penanganan. Menkes juga menyoroti pentingnya deteksi dini. Mengingat bagaimana diabetes tipe 1 pada anak dapat berisiko fatal dalam waktu singkat jika tidak segera ditangani.
Pantau Kondisi Penderita Diabetes Secara Real-Time
Fitur Diari Diabetes Digital ini memungkinkan orang tua dan tenaga medis untuk memantau kondisi diabetes anak-anak secara real-time. Integrasi dengan SatuSehat Mobile memungkinkan data yang lebih lengkap dan mudah diakses. Seperti jenis insulin yang digunakan, waktu pencatatan penggunaannya. Serta kadar gula darah yang sering diukur. Hal ini dapat mendukung pengobatan yang lebih terarah dan sesuai dengan kebutuhan pasien.
CEO Primaku, Muhammad Aditriya Indraputra, berharap integrasi ini dapat meningkatkan kepatuhan jangka panjang dalam pemantauan gula darah anak-anak penderita diabetes. “Kami berharap integrasi ini dapat memudahkan pemantauan gula darah mandiri untuk kepatuhan jangka panjang. Mendukung proses penanganan holistik berdasarkan data kontrol pasien dan surveilans serta perencanaan kedepannya,” tambahnya.
Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi Kesehatan sekaligus Chief of DTO Kemenkes RI, Setiaji, menambahkan bahwa data yang terkumpul dari aplikasi ini akan dianalisis untuk mengembangkan machine learning dalam SatuSehat Mobile. “Dengan adanya machine learning, harapannya tingkat temuannya semakin besar dari sebelumnya,” ujar Setiaji, yang juga mengungkapkan bahwa dengan menggunakan teknologi ini, prevalensi deteksi diabetes dapat meningkat signifikan, dari 3,3% menjadi 12,2%.
Memudahkan Penanganan dan pengobatan Cepat
Selain meningkatkan efektivitas deteksi dini, integrasi ini juga bertujuan untuk mempermudah penanganan dan pengobatan yang lebih cepat, serta lebih efisien dalam hal biaya. “Semoga kolaborasi ini ke depannya bisa lebih banyak memberi manfaat bagi seluruh masyarakat Indonesia, khususnya untuk pasien-pasien diabetes,” harap Setiaji.
Aplikasi Primaku, yang telah melayani lebih dari 1,5 juta anak di Indonesia, kini telah terintegrasi dengan lebih dari 80% dokter anak di Tanah Air. Fitur Diari Diabetes Digital (3D) sendiri terhubung dengan alat glucometer untuk mencatat hasil pemeriksaan gula darah secara real-time, memberikan gambaran lebih jelas tentang kondisi diabetes anak yang dapat dipantau langsung oleh tenaga medis maupun orang tua. (Aye/Sg).
Baca Juga: Gaes !!! Diabetes Melitus pada Anak dan Dewasa: Pentingnya Deteksi Dini