Malang, suara gong
Belum masuk Ramadhan dan Idul Fitri. Tapi beberapa bahan makanan mulai naik harganya. Kenapa hal ini selalu terjadi tiap tahun? Tidak adakah solusi dari pemerintah agar masyarakat tak selalu terbebani dengan masalah ini?
Salah satunya produk MinyaKita. MInyak goreng besutan pemerintah ini menjadi langka di beberapa daerah. Kelangkaan MinyaKita di pasaran bukan karena menipisnya stok, melainkan banyaknya masyarakat yang beralih dari minyak goreng premium menjadi MinyaKita. Jika dibandingkan, kualitas minyak goreng premium dengan MinyaKita memang tidak jauh beda. Hal tersebut menjadi salah satu alasan masyarakat untuk beralih dari minyak goreng premium ke MinyaKita.
Zulkifli Hasan selaku Menteri Perdagangan menegaskan bahwa saat ini mulai diterapkan kebijakan pembelian harus menunjukkan kartu tanda penduduk (KTP). Harga Eceran Tertinggi (HET) dari MinyaKita sendiri sebesar Rp14.000 per liter. Namun sekarang harga tersebut sudah jauh melambung dari Rp14.000 per liter, bisa mencapai Rp20.000 per liter di beberapa daerah.
“Sekarang beli (MinyaKita) pakai KTP. Jangan sampai orang beli itu memborong,” Kata Zulkifli dikutip dari Antara (5/2/2023). Zulkifli juga menegaskan bahwa harga MinyaKita tidak boleh dipermainkan.
Hal tersebut akan diawasi oleh Satgas Pangan. Disamping hal tersebut, pemerintah dan produsen juga berupaya kembali untuk mencukupi kebutuhan minyak goreng di pasaran. Mereka sepakat untuk meningkatkan suplai minyak goreng curah dan kemasan sebanyak 450 ribu ton per bulannya. (yun/man)