Probolinggo, Suara Gong. Bagi pengedar dan pengguna narkoba di Probolinggo, AKP. Ahmad Jayadi, tentu menjadi musuh bersama. Catatan wartawan suaragong.com (memo-x grup), tak peduli pejabat, sipil maupun aparat, berani bermain narkoba, pasti disikat pria karib disapa Jayadi, ini.
Tapi siapa sangka di balik sikap garang itu, Jayadi, ternyata menyimpan kisah religi. Sejak empat bulan terakhir, diam-diam ia menahbiskan dirinya dalam urusan agama. Ya. Jayadi, telah menjadi bapak dan pelindung bagi ratusan anak yatim-piatu di Probolinggo.
Dari satu tempat ke tempat yang lain, Jayadi, menyisir keberadaan anak-anak dimaksud. Termasuk juga para duafa. Berkeliling ke musallah-musallah dan desa-desa, memastikan kehidupan anak- anak yatim dan dhuafa terurus.
Baca Juga : Gaes !!! Siap Siap Ya.. Ada 271 Kuota CPNS Tahun Ini Untuk Kota Malang
Biasanya hari Jumat, menjadi waktu penting bagi anggota Polres Probolinggo itu. Menurutnya, hari Jumat, baik untuk urusan agama dan santunan.
Perwira pertama itu, sejatinya enggan bercerita soal kebiasaan barunya. Namun setelah dibujuk, Kasat Narkoba, Polres Probolinggo, itupun bersedia berkisah soal pilihan menjadi orang tua asuh bagi para yatim.
“Awalnya sih ikut-ikutan aja. Itu aku pertama kali diajak H Ahmad Mundir (tokoh agama di Kabupaten Probolinggo) kasih santunan di beberapa mushollah. Lama-lama aku jalan sendiri, dan seneng juga. Rasanya hidup jadi punya arti,” katanya.
“Jumat (4/8/2023) kemarin, ke Mushallah Nurul Qodim dan Nurul Hidayah. Lokasinya di Desa Satrean, Maron. Santunan kita berikan ke sejumlah santri yatim dan dhuafa di sana. Alhamdulillah senang dan lega rasanya,” sambung Jayadi, saat mampir di Kantor Memo-X, cabang Probolinggo, Sabtu (5/8/2023) sore.
Untuk dana santunan, lanjut Jayadi, memang terbatas jumlahnya. Dia mengaku bukan kalang berduit. Karena itu, khusus santunan anak yatim dan dhuafa dia jadwal sekali dalam sebulan. Hari dipilih, juga hari Jumat. “Nyantunin anak yatim itu bukan prestasi kan bro. Aku itu ya, cuma mau barokahnya anak-anak yatim aja lah” kata lulusan fakultas hukum, Universitas Panca Marga itu.
“Hahaha. Ga perlu dihitung, sudah berapa duit. Kamu tau aku, yang penting itu pahalanya bikin aku selamat selama mengabdi di kepolisian dan bertugas. Aku yakin itu,” imbuh Ahmad Jayadi.
Bapak dua anak itu, berharap, kebiasaan tersebut berlanjut hingga akhir hayat. Saat ini ia baru mampu memberi tak lebih dari 30 anak yatim dan 10 dhuafa setiap santunan. “Semoga kedepan aku ada rejeki lebih, jadi bisa nambah jumlah penerima santunan,” pungkas Jayadi sambil tersenyum. (eko)