Batu, Suara Gong
Curah hujan yang tinggi membuat kawasan Malang Barat mengalami longsor selama tiga hari berturut-turut. Bahkan arus transportasi Malang-Kediri tersendat 21 jam akibat dari peristiwa tersebut. Tak hanya kawasan Kasembon, Ngantang, dan Pujon saja namun Kota Batu juga menjadi salah satu tempat yang mengalami peristiwa longsor.
Kapolsek Pujon AKP Purwanto Sigit Raharjo mengatakan peristiwa tanah longsor awalnya terjadi pada Senin malam (27/2/2023) lalu dikawasan Jalan Brigjend Abd Manan Wijaya Dusun Kedungrejo, Desa Sukomulyo, Kecamatan Pujon.
“Hal ini membuat membuat arus lalu lintas terhenti, jalan itu baru bisa dilalui dengan lancar pada keesokan harinya, Selasa (28/2/2023) sekitar pukul 09.00. Ketika jalan sudah lancar, sorenya, sekitar pukul 17.45 longsor susulan datang dan lagi lagi menutup jalan tersebut,” katanya pada Kamis (2/3/2023).
Pasca terjadinya longsor susulan, alat berat kemudian datang sekitar pukul 24.00 WIB, sedangkan gal itu juga menimbulkan kemacetan sepanjang 3 kilometer dari arah Pujon ke arah Kediri. Bahkan dari peristiwa tersebut terdapat beberapa pengendara yang melakukan putar balik atau bermalam dilokasi.
Terpisah, Kepala Dusun Kedungrejo Masrur Solikhul Amin.mengungkapkan jika beberapa hari sebelumnya terjadi hujan deras dan pada saat kejadian seluruh dusun merasakan longsoran itu. Material Longsoran kemudian menutup seluruh akses jalan. Karena jalan tersebut bersebelahan dengan sungai, beberapa material juga langsung jatuh ke sungai.
Ia juga mengatakannyang membuat lama proses pembersihan adalah material bambu dan kayu, mengingat bekas tebing longsoran terlihat berdimensi lebar sekitar 30-40 meter dengan tinggi sekitar 15 meter.
“Material longsoran itu terdiri dari kayu, bambu, tanah dan batuan. Kalau orang dulu bilang lemah padas, setelah itu warga dan petugas gabungan melakukan pembersihan, dari damkar juga ada tadi melakukan penyemprotan,” paparnya.
Sementara itu Kepala UPT Pengelolaan Jembatan dan Jalan (PJJ) Malang, PU Bina Marga Provinsi Jawa Timur, Agus Hari Purnomo, menjelaskan jika longsor tersebut diduga karena lahan di atas bukit sudah digunakan oleh warga untuk perkebunan. “Kami mendapatkan informasi jika lahan di atas bukit digunakan untuk lahan pertanian. Jadi saat hujan lebat tidak bisa menampung debit air yang deras dan akhirnya terjadilah longsor,” ucapnya
Informasi yang diperoleh, lahan pertanian di atas itu merupakan lahan pertanian yang diduga ilegal karena tidak ada izin dari Perhutani dan jika terus digunakan lahan pertanian maka tidak menutup kemungkinan longsor akan terjadi lagi, apalagi saat ini setelah dibuka jalurnya, kondisi cuaca hujan deras lagi.
Diwawancarai secara terpisah, Penata Penanggulangan Bencana Ahli Pertama BPBD Kabupaten Malang Isa Ansori menegaskan sebanyak empat wilayah yang terdampak longsor di dua kecamatan, yakni Pujon dan Ngantang “di Kecamatan Pujon, yakni di tiga titik Desa Sukomulyo. Sedangkan di Ngantang longsor terjadi di Desa Mulyorejo, Desa Sidodadi dan Desa Pagersari,” bebernya.
Pembersihan dilakukan bertahap, dari dua titik terluar di Kecamatan Ngantang dan Pujon dari arah Malang sebab distribusi alat berat tidak bisa langsung menuju lokasi terparah karena tersendat material longsor di jalur-jalur utama. Informasi resmi yang diperoleh dari Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Malang, pada pukul 17.45 WIB akses jalan sudah 100 persen rampung dilakukan pembersihan. Keenam titik longsor juga telah diasesmen tim gabungan.
“Jalur lalu lintas Malang-Kediri dan Malang-Blitar (Wlingi, red) sudah bisa dilewati, diberlakukan sistem jalur buka tutup dahulu. Tetap hati-hati dan waspada karena kondisi jalan licin serta rawan longsor,” tutupnya. (rul/man)