Malang, Suara Gong
Telur asin adalah hidangan yang cukup digemari masyarakat Indonesia. Prospek bisnis telur asin pun cukup menjajikan.Rizal Telur Asin, adalah salah satu usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang memproduksi telur asin. Namun mereka tak berhenti di produk telur asin biasa.UMKM yang berada di Turen, Kabupaten Malang, ini, juga melakukan inovasi dengan memproduksi telur asin asap dan kerupuk telur asin.Atik Sri Wahyuni, pemilik dari usaha ini mengatakan, inovasi itu salah satu cara untuk membuat telur asin lebih lama. Atik telah berjualan telur asin sejak 2014.
Seiring berjalannya waktu, ia memikirkan apa yang bisa ia lakukan untuk membuat telur asinnya tahan lebih lama serta memiliki beberapa jenis produk.”Banyak telur asin yang retak, akhirnya saya mikir gimana biar bisa lebih banyak produk,” ucapnya.Saat itulah Atik terpikir untuk membuat ide telur asin asap dan kerupuk telur asin. Untuk pembuatan telur asin asap, Atik, mengatakan prosesnya memakan waktu cukup lama.”Telur yang sudah diasinkan selama 10 hari kemudian dikukus.
Setelah itu, diasap selama satu minggu,” ucapnya.Telur asin asap sendiri memiliki ketahanan dua sampai tiga bulan. Jauh lebih lama daripada telur asin biasa yang hanya bisa bertahan 10-14 hari. Selain itu, telur asin asap memiliki aroma yang khas.
Produk ini rupanya memiliki banyak peminat. Menurut Atik, ia bahkan menerima pemesanan dari Amerika Serikat.”Kita sudah rembuk dan perizinan juga sudah didampingi oleh pihak bea cukai,” ucapnya.Namun ia sendiri masih khawatir dengan pengiriman yang jauh, dan merasa belum bisa memenuhi jumlah permintaan yang besar.
“Mereka permintaannya terlalu besar, dua kontainer. Sedangkan produksi telur asin asap satu minggunya maksimal hanya 3000 butir,” ucapnya.Akhirnya ia tidak menerima permintaan terlebih dahulu karena ingin merancang produksi dan pengemasan yang lebih baik.Sementara untuk kerupuk telur asin, Atik mengatakan saat ini belum dilakukan pengiriman hingga luar jawa.
“Bagian kuning dan putih telur kemudian dijadikan satu lagi dengan cara digulung secara bersamaan. Setelah dibentuk, adonan kemudian dikukus hingga matang dan ditiriskan semalaman. Keesokan harinya, adonan diiris tipis-tipis dan dijemur hingga kering. ini merupakan solusi untuk mengolah kembali telur asin yang retak.Dalam sehari, Atik, bisa memproduksi empat sampai lima kilogram kerupuk asalkan cuaca di hari itu bagus.
“Kadang kita produksi 3 hari sekali kalau cuacanya tidak bagus,” ucapnya.Saat baru memulai bisnis ini, Atik melakukan pemasaran produknya secara door to door dan mengenalkan produknya ke warung-warung.”Lama-lama semakin berkembang,akhirnya saya masuk ke restoran dan hotel,” terangnya.Kini Atik, memiliki empat orang karyawan untuk mengelola usaha telur asin ini. Menurutnya, sebelum pandemi Covid-19 memiliki delapan karyawan.
“Ketika pandemi Covid-19, penjualan merosot hingga 80 persen. Sekarang sudah mulai naik lagi namun belum seperti sebelum pandemi,” ucapnya.Atik sendiri menjual produknya melalui reseller yang tersebar di Malang, dan di beberapa kota lainnya. Selain melalui reseller Atik, juga menjual produknya di media sosial seperti Instagram,Facebook, dan Whatsapp.(riz/eko)