Batu, Suara Gong
Pasca gelaran Festival 1000 Banteng nampak menyisahkan sampah, yang berserakan sepanjang jalan Panglima Sudirman hingga Alun-alun Kota Batu. Di tengah peliknya permasalahan TPA Tlekung, Kota Batu, kesadaran masyarakatnya untuk tidak membuang sampah sembarangan juga perlu menjadi sorotan.
Pasalnya, masalah berlarut-larut yang ada di TPA Tlekung juga disebabkan oleh jumlah sampah yang masuk tanpa pemilahan.Hal ini mencerminkan rendahnya kesadaran masyarakat itu baru-baru ini, pasca gelaran festival Seni Bantengan yang sukses besar pada Minggu (7/8/2023) lalu.
Gelaran itu terhelat di sepanjang Jalan Panglima Sudirman hingga Alun-Alun Kota Batu. Tampak begitu helatan usai, tampak sampah-sampah berbagai macam jenis berserakan dimana-mana.
Kondisi itu direportasekan oleh seorang warganet bernama Ilul Zunita di media sosial. Dalam video yang diunggahnya, tampak petugas kebersihan tengah menyapu sampah dalam jumlah banyak di sekitaran Alun-Alun. Jika dikumpulkan menjadi satu, mungkin bisa mencapai 1 bak truk.
Baca Juga : Gaes !!! Jangan Main-main PSSI Serius Soal Suporter Tandang dan Kasus Sleman
“Menurut panjenengan warga kota batu bagaimana? Jagalah kebersihan dimana pun dan kapan pun, karena sampah itu masalah kita bersama, bukan hanya cuma masalah petugas kebersihan,” tulis Ilul Zunita dalam unggahannya pada Senin (7/8/2023).
Dalam unggahannya tersebut, ia mencoba memberi penjelasan sederhana pada masyarakat untuk mulai sadar bahwa tata kelola sampah tidak sesederhana tugas ‘pasukan kuning’ karena sudah mendapat gaji. Tapi masalah kompleks yang harus diiringi dengan kesadaran warganya.
Hulu persoalannya sendiri memang juga berasal dari sampah rumah tangga, termasuk event yang tidak dikelola dengan baik. Hanya saja, sebenarnya masih ada banyak lagi cara agar masyarakat sadar bahwa sampah bukan hanya sekedar dibuang ke TPA.
Pasalnya, di sisi lain Pemkot Batu saat ini tengah fokus menangani masalah tata kelola sampah di TPA Tlekung yang tak selesai sejak bertahun-tahun lalu. Bahkan, Pj Wali Kota Batu Aries Agung Paewai bersama jajarannya sampai ngantor setiap hari di sana.
Hematnya, masyarakat sebenarnya hanya perlu untuk tidak membuang sampah sembarangan lalu sampah itu dipilah di bank sampah tiap desanya. Dengan begitu, volume sampah yang masuk ke TPA Tlekung bisa diminimalisir.
Kembali soal jumlah sampah yang dihasilkan dari gelaran Seni Bantengan kemarin, menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Batu, Aries Setiawan, volume sampah yang dihasilkan selama momentum itu mencapai 6 ton yang mayoritas adalah sampah plastik.
Akibatnya, para petugas kebersihan sampai lembur hingga pukul 02.00 WIB dini hari untuk mengangkut sampah tersebut. “Total ada sampai 50 petugas yang lembur malam itu, nyapu mulai Alun-Alun sampai Balai Kota itu sampah dimana-mana,” ujar Aries.
Kondisi seperti ini, menurut dia hampir selalu terjadi di setiap event festival. Aries mengimbau kesadaran warga soal sampah mulai ditingkatkan. Saat ini, kemampuan TPA masih terbatas untuk menghadapi luberan sampah yang masuk setiap harinya yang rata-rata mencapai 100 ton.
Terlepas dari itu, persoalan sampah di Kota Batu tetap kembali pada kesadaran masyarakat. Aries menyarankan agar masyarakat membawa kantung sampah sendiri jika ingin menikmati hiburan rakyat, bukan malah dibuang di jalanan.
“Saya harap panitia kedepannya juga menyiapkan tim atau divisi tersendiri menangani kebersihan. Saya kira mereka juga punya tanggung jawab untuk itu,” tegasnya.
Sementara itu, PJ Walikota Batu Aries Agus Peawai juga kerap menyampaikan terkait kesadaran soal sampah. Baik kepada masyarakat juga wisatawan. “Apalagi di kota wisata ini, sampah harus jadi atensi utama yang harus dikawal,” ujarnya. (mf/man)