Malang, Suaragong – Cuaca adalah keadaan atmosfer pada waktu dan tempat tertentu, serta memiliki kondisi dalam jangka waktu pendek. Indonesia memiliki iklim tropis, ditandai dengan unsur-unsur cuaca seperti suhu, kelembaban, hujan, tekanan udara, sinar matahari, awan dan angin. Terkadang kondisi ini mengalami perubahan yang bisa menimbulkan masalah serius bagi masyarakat. Kondisi seperti ini sering dikaitkan dengan perubahan iklim. Saat ini, perubahan iklim yang ekstrim mendapat sorotan di seluruh dunia, terutama di kalangan masyarakat. Beberapa daerah di Indonesia mengalami perubahan iklim yang cukup drastis. Salah satunya adalah cuaca panas yang dimulai dari beberapa bulan terakhir, dengan suhu yang bervariasi. Suhu tertinggi tercatat mencapai 37,2 C. Cuaca panas di Indonesia disebabkan oleh gerak semu Matahari, bukan oleh gelombang panas yang terjadi di sebagian negara Asia. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa cuaca panas ekstrem di Indonesia akan berlangsung hingga Oktober, dan musim hujan akan mulai secara bertahap pada bulan November.
Selama perubahan iklim yang ekstrim ini, ada beberapa korban meninggal akibat sesak nafas yang disebabkan oleh kebakaran hutan dan kabut asap berkepanjangan. Selain itu, terjadi penyebaran penyakit kolera di seluruh wilayah Indonesia akibat kekeringan yang mempengaruhi ketersediaan air bersih. Dari perubahan iklim ekstrem itu, BMKG mengimbau agar masyarakat menjaga kondisi tubuh dengan baik, seperti tetap di dalam ruangan, menutup tirai pada ruangan yang menghadap matahari langsung untuk menjaga ruangan tetap sejuk, minum air putih yang banyak, hindari alkohol berlebihan dan pastikan minum air putih sebanyak 2 liter sehari, coba untuk tetap berada di dalam ruangan, tetap menjaga diri sendiri saat berada di luar ruangan, dan terakhir periksa perkiraan cuaca terbaru, dapat dijumpai dari TV, radio, aplikasi seluler, atau situs web. Hal ini bertujuan untuk mencegah dehidrasi, kelelahan akibat panas, dan penyakit kulit yang dapat disebabkan oleh cuaca panas.
Cuaca panas dapat menyebabkan kelelahan akibat panas, yaitu kondisi di mana tubuh tidak mampu mengatur suhu tubuh dengan baik. Kelelahan akibat panas dapat ditandai dengan gejala seperti keringat berlebih, kulit lembab, pucat, lemah, mual, muntah, sakit kepala, dan denyut nadi cepat. Kelelahan akibat panas dapat berkembang menjadi sengatan panas, yaitu kondisi yang lebih serius dan berbahaya, yang ditandai dengan gejala seperti kulit kering, merah, dan panas, suhu tubuh tinggi, kejang, kebingungan, dan hilang kesadaran. Untuk mencegah kelelahan akibat panas dan sengatan panas, ada beberapa hal yang bisa dilakukan, seperti mengenakan pakaian yang longgar, ringan, dan berwarna terang, yang dapat
memantulkan panas dan memungkinkan udara mengalir, menghindari aktivitas fisik yang berat, terutama di jam-jam terik, jika harus beraktivitas, istirahatlah secara teratur dan minum air putih yang cukup, dan yang terakhir menggunakan kipas angin, AC, atau semprotan air untuk mendinginkan tubuh, jika tidak tersedia, carilah tempat yang teduh, sejuk, dan berventilasi baik. Setelah cuaca panas yang berkepanjangan, akhirnya musim hujan tiba di Indonesia.
Musim hujan di Indonesia biasanya berlangsung dari bulan November hingga Maret, dengan intensitas dan durasi hujan yang bervariasi di setiap wilayah. Musim hujan di Indonesia memiliki dampak positif dan negatif bagi masyarakat dan lingkungan. Dampak positifnya adalah musim hujan dapat meningkatkan ketersediaan dan kualitas air, yang dapat digunakan untuk keperluan domestik, pertanian, industri, dan kesehatan. Air hujan juga dapat mengisi kembali cadangan air tanah, yang dapat mengurangi risiko kekeringan di masa depan. Dan dampak negatifnya adalah musim hujan dapat menyebabkan penyebaran penyakit menular, seperti demam berdarah, malaria, leptospirosis, dan diare, yang dapat disebabkan oleh nyamuk, tikus, bakteri, atau virus yang berkembang biak di lingkungan yang lembap dan kotor. Penyakit menular ini dapat menurunkan kesehatan dan produktivitas manusia. Musim hujan dapat menyebabkan salah satu penyakit yaitu Deman Berdarah (DB).Demam berdarah adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Penyakit ini dapat menimbulkan gejala seperti demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, ruam, mual, muntah, dan pendarahan. Jika tidak ditangani dengan segera, demam berdarah dapat menyebabkan komplikasi yang berbahaya, seperti syok, perdarahan internal, kegagalan organ, dan kematian. Demam berdarah banyak terjadi di daerah tropis dan subtropis, termasuk Indonesia. Penyakit ini lebih sering muncul saat musim hujan, karena nyamuk Aedes aegypti lebih mudah berkembang biak di genangan air. Cara agar tidak terkena penyakit demam berdarah antara lain menghindari gigitan nyamuk dengan menggunakan obat nyamuk, kelambu, atau pakaian yang menutupi kulit, mengonsumsi makanan yang bergizi, terutama yang mengandung vitamin C, untuk meningkatkan daya tahan tubuh, dan menguras tempat penampungan air, seperti bak mandi, ember, atau pot bunga, agar tidak menjadi sarang nyamuk.
Musim hujan juga dapat menyebabkan penyakit diare. Diare adalah kondisi di mana feses menjadi encer dan cair, dan frekuensi buang air besar menjadi lebih sering dari biasanya. Diare dapat disebabkan oleh berbagai faktor, tetapi salah satu penyebab utama diare saat musim hujan adalah infeksi bakteri, virus, atau parasit yang menular melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi. Diare saat musim hujan dapat menimbulkan gejala seperti demam, kram perut, mual, muntah, dan dehidrasi. Cara mencegah diare antara lain mengonsumsi makanan dan minuman yang bersih dan matang, serta menghindari makanan pedas, asam, atau berlemak yang dapat mengiritasi usus. Berikut cara mengobati penyakit diare, mengonsumsi cairan oral rehydration salt (ORS), yang merupakan campuran garam dan gula yang dapat mengganti cairan dan elektrolit yang hilang akibat diare. Jadi saat cuaca panas maupun hujan kita harus tetap menjaga kesehatan tubuh kita. Menjaga kesehatan tubuh dengan baik adalah hal yang sangat penting saat pergantian cuaca, dengan cara mengonsumsi makanan dan minuman yang bergizi, berolahraga secara teratur, dan istirahat yang cukup. Kita juga harus mengikuti peringatan cuaca dan bencana yang dikeluarkan oleh BMKG, dengan mengakses informasi melalui TV, radio, aplikasi seluler, atau situs web, dan mengambil tindakan yang sesuai, seperti evakuasi, penanganan darurat, atau rehabilitasi. Dan yang terakhir berkonsultasilah dengan dokter atau fasilitas kesehatan terdekat, jika mengalami gejala atau masalah kesehatan yang berkaitan dengan perubahan cuaca ekstrim tersebut, dan mengikuti pengobatan yang diberikan. (Penulis : Putri Rahma Yunita Lestari/Program Studi Farmasi/Fakultas Ilmu Kesehatan/Universitas Muhammadiyah Malang)