SUARAGONG.COM – Pemanasan global atau kenaikan suhu bumi bukan hanya isu yang ada di atas kertas. Tetapi hal ini nyata dan semakin menjadi kenyataan dimana dalam kurun waktu tertentu dampaknya makin terasak. Salah satu korban paling rentan dari perubahan iklim ini adalah terumbu karang. Yang kini mengalami kerusakan serius akibat naiknya suhu air laut.
Kerusakan Terumbu Karang Akibat Pemanasan Global
Terumbu karang, yang biasanya menjadi tempat tinggal bagi beragam biota laut, kini terancam mati. Kenaikan suhu laut membuat terumbu karang mengalami bleaching, sebuah proses di mana karang kehilangan warna dan nutrisinya. Karang yang sebelumnya berwarna-warni dan dipenuhi kehidupan, kini memudar, menjadi putih pucat, dan akhirnya mati.
Ketua Forum Pelestari Terumbu Karang (F-PTK) Banten mengkonfirmasi, Jika kerusakan terumbu karang yang paling banyak disebabkan oleh pemanasan global. Hal ini dibahas dalam Diskusi : Ngobrol Pintar Masyarakat Aman dan Tangguh Bencana (Ngopi Mantab) yang diadakan di Kawasan Benteng Speelwijk, Banten Lama, Kota Serang. Dia menambahkan bahwa, selain pemanasan global, ancaman bencana alam serta alat tangkap yang tidak ramah lingkungan juga turut merusak terumbu karang.
70 Persen Terumbu Karang Berstatus Kurang Baik
Data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengungkapkan kondisi yang mengkhawatirkan. Hanya sekitar 30 persen terumbu karang di Indonesia yang masih dalam keadaan baik. Sementara itu, 70 persen sisanya berada dalam kondisi yang kurang baik atau terancam. Angka ini menjadi sinyal bahaya bagi keberlanjutan ekosistem laut di Indonesia.
Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Kelas I Merak, juga mengonfirmasi. Dimana perubahan iklim menjadi salah satu faktor utama kerusakan terumbu karang. Suhu laut yang terlalu tinggi mengganggu pertumbuhan alga yang penting bagi kelangsungan hidup terumbu karang, yang pada gilirannya mengganggu komunitas ikan yang bergantung pada ekosistem tersebut.
Bijak dalam Menghadapi Perubahan Iklim dan Menjaga Ekosistem
Untuk menghadapi masalah ini, masyarakat diimbau untuk lebih bijak dalam menghadapi perubahan iklim, salah satunya dengan mengurangi emisi karbon. Ini bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga memerlukan upaya kolektif dari berbagai lembaga dan pemerintah untuk melindungi masa depan terumbu karang kita. Upaya seperti transplantasi terumbu karang perlu dimasifkan agar laut tetap menjadi sumber kehidupan yang lestari.
Dengan meningkatnya kesadaran dan tindakan nyata, diharapkan terumbu karang tidak hanya menjadi objek wisata yang menarik, tetapi juga bisa terus menjadi rumah bagi ribuan spesies laut yang menjadikan ekosistem bawah laut kita begitu kaya dan beragam. (Aye/Sg)